Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

FEISAL TAMIN, BENTENG NETRALITAS APARATUR NEGARA: Pendobrak Keterbukaan Informasi, Legenda Juru Bicara

Feisal Tamin selalu mengatakan pada diri sendiri untuk bekerja dengan tekun, maksimal, bertanggung jawab, dan bertekad bila kelak berada pada posisi yang bisa mengambil kebijakan, akan melakukan perubahan menuju pengabdian ideal. Ketika dipercaya sebagai menteri yang mengurusi aparatur negara, di depan Presiden, ia menguatkan komitmennya. Birokrasi harus dibenahi. Netralitas harus dipertahankan. Selain TNI dan Polri, sesungguhnya, birokrasi adalah pilar penjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ketiganya berfungsi sebagai pelayan masyarakat. Integritas, kemandirian, dan netralitas birokrasi menjadi prasyarat kokoh tegaknya NKRI. Ia teringat ketika banyak hal harus dipertaruhkan untuk menjadi benteng netralitas birokrasi. Ia tidak menyesal sekalipun harus meninggalkan jabatan struktural sebagai Sekjen Depdagri, orang nomor dua di Kementerian Dalam Negeri. *** ÒMenurut pandangan saya, Pak Feisal Tamin adalah seorang birokrat tulen yang sukses. Beliau meniti karier yang gemilang mulai dari tingkat bawah di daerah, melalui jenjang demi jenjang sampai akhirnya ke tingkat nasional, sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri dan kemudian menjadi sejawat saya pada Kabinet Gotong Royong 2001-2004 sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Suatu masa yang penuh tantangan sebagai buntut panjang dari krisis multidimensi yang menerpa bangsa kita pada tahun 1997/1998. Pada akhir masa tugasnya, Kabinet Gotong Royong, alhamdulillah, dapat menyerahkan negeri ini dalam kondisi yang makin baik kepada pemerintahan berikutnya.Ó ÑProf. Dr. H. Boediono, B.Sc., M.Ec., Wakil Presiden RI periode 2009-2014 ÒBapak Feisal Tamin sangat mumpuni dalam administrasi, termasuk dalam menorehkan kata-kata yang santun baik dalam surat maupun dalam interaksi birokrasi. Beliau juga sangat correct dan kritis atas hasil-hasil kerja staf. Saya menemukan keteladanan dari beliau bahwa bekerja dalam format completely staff working adalah yang terbaik karena segala curah pendapat ada di situ dan dapat memperkaya pertimbangan untuk keputusan yang akan diambil. Aktualisasi peran sebagai birokrat, tertanam pada diri saya dari keteladanan Bapak Feisal Tamin. Birokrasi memiliki fungsi administrasi, artikulasi kepentingan politik, stabilitas pemerintah, dan mendorong demokrasi yang harus secara lengkap dimiliki untuk menjadi birokrasi profesional, abdi negara, dan abdi masyarakat.Ó ÑDr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabinet Indonesia Maju 2019Ğ2024 dan 2019-2024

Feisal Tamin selalu mengatakan pada diri sendiri untuk bekerja dengan tekun, maksimal, bertanggung jawab, dan bertekad bila kelak berada pada posisi yang bisa mengambil kebijakan, akan melakukan perubahan menuju pengabdian ideal.

Megawati dalam Catatan Wartawan: Bukan "Media Darling" Biasa

Merujuk pada terminologi media darling, istilah itu bisa diartikan secara kata per kata sebagai kekasih media. Namanya seorang kekasih, apa pun yang dilakukan akan menjadi berita utama di media, paling tidak memperoleh porsi pemberitaan yang cukup luas. Bahkan secara ekstrem, entah benar atau salah yang dilakukan seorang tokoh, bila ia sudah berada di radar media dan dijadikan darling, tone pemberitaan akan cenderung positif. Media memaklumi apa yang dilakukannya. Dalam teori komunikasi, istilah media darling berkaitan dengan agenda setting, yaitu media memiliki kemampuan untuk membuat sebuah isu atau menjadikan seorang tokoh yang dinilai memiliki kelebihan untuk dipublikasikan terusmenerus. Ada hubungan timbal balik antara agenda yang dimiliki media dan perilaku audience. Bisa jadi seorang yang menjadi media darling berasal dari publik yang memang menghendaki munculnya calon alternatif. Namun tidak tertutup kemungkinan apa yang diagendakan oleh media, bila sudah diberitakan secara intensif, menjadi darling bagi media sekaligus darling bagi audience. Ketika menabur benih demokrasi di Indonesia pada era 1990-an, Ibu Megawati Soekarnoputri dijadikan darling oleh media. Dan kini, ia membuktikan bahwa dirinya bukan media darling biasa. Kalau sampai saat ini Ibu Megawati masih menjadi target media untuk mencari tahu keputusan apa yang akan diambil terkait dengan peristiwa politik, itu bukan karena ia seseorang yang mudah menceritakan sebuah rencana, tetapi karena Ibu Megawati bisa membuktikan konsistensinya dalam memperjuangkan Indonesia Raya.

Merujuk pada terminologi media darling, istilah itu bisa diartikan secara kata per kata sebagai kekasih media.