Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

KONSTRUKSI KEBANGSAAN DALAM SEJARAH NAHDLATUL WATHAN

IndonesIa adalah kesatuan wilayah, kumpulan kelompok-kelompok etnis, variasi bahasa daerah dan bahasa persatuan, perbedaan-perbedaan budaya lokal, dan lain-lain, yang semuanya menggunakan atribut keindonesiaan. dari berbagai perbedaan itulah lahir satu pikiran, cita-cita, dan tindakan-tindakan menuju Indonesia sejahtera. Pikiran, cita-cita, dan tindakan menuju Indonesia sejahtera memiliki acuan ideologis, ketentuan hukum fundamental, kesatuan wilayah fisik-non fisik, yang mengakomodasi setiap perbedaan secara lokal. Keempatnya, masing-masing kita kenal sebagai Pancasila, Undang-Undang dasar 1945, negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Keempatnya adalah geneologis historis Indonesia, untuk Indonesia menuju masa depan yang sejahtera. sebagai geneologis dan historis Indonesia, nilai dan implementasi nilai keempatnya lahir dari habitualitas dan lokalitas keindonesiaan dan kembali kepada keindonesiaan. Hal mana juga lahir dari nahdlatul Wathan dalam perjalanan sejarahnya, di Lombok, nusa Tenggara Barat. Untuk memudahkan pemahaman dan hubungan antarperistiwa yang melahirkan pikiran, cita-cita, dan tindakan berdasarkan acuan ideologis (Pancasila), hukum fundamen (Undang-Undang dasar 1945), wilayah fisik-non fisik (nKRI), dan berbagai perbedaan lokal (Bhineka Tunggal Ika), tulisan ini dimulai sejak fase kelahiran nahdlatul Wathan sebagai satu khazanah lokal dengan cita-cita, pikiran, dan tindakan sama dengan Keindonesiaan, hingga fase saat ini. argumentasinya, formalitas keindonesiaan muncul sejak awal 1900-an, sejak dimulainya gerakan kemerdekaan Indonesia, dan sejak itulah keempat matra ini diformalkan, walaupun sebagai nilai sudah ada sejak sebelum menjadi Indonesia.

... di tingkat masyarakat dengan mempertimbangkan sejarah dan budaya terdahulu, ... dan berdirinya pendidikan umum pada satuan pendidikan dasar-menengah, ...

GENDER DAN MUSLIMAT NW

Model Arus Utama dan Dinamika Sosial Kapital

Diskursus tentang gender melalui berbagai perspektif masih menjadi isu menarik dalam konteks dinamika sosial yang semakin mengglobal. Konteks Indonesia, agenda terkait gender, baik dalam kajian ilmiah maupun aksi program menjadi semakin menarik dan rumit karena keberadaan gender tidak saja menyangkut relasi antara laki-laki dengan berbagai agenda penyediaan ruang dan konteks secara seimbang dalam relasi sosial tetapi harus dikaitkan dengan terma keberagamaan, khususnya Islam. Dalam konteks ini, penggiat gender melalui studi dan agenda gender harus mampu menyesuaikan konteks terma keberagamaan tersebut untuk menghindari kesalahan transformasi ide dan pratek lapangan.

Diskursus tentang gender melalui berbagai perspektif masih menjadi isu menarik dalam konteks dinamika sosial yang semakin mengglobal.