Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

Negara Pancasila vis-a-vis Negara Islam

Pemikiran Politik M. Natsir dan M. Isa Anshary (1945-1960)

Islam tidak bersifat monolitik. Sangat dimungkinkan terjadi penafsiran pada hukum Islam, termasuk kaitannya dengan politik-kenegaraan, di kalangan yang berideologi Islam itu sendiri. Termasuk dalam hal ini, perdebatan masalah eksistensi Negara Islam dan kedudukan Negara Pancasila dalam perspektif siyasah syar’iyyah di kalangan elite-elite politik Islam. Mereka inilah yang sejak awal abad ke-20 hingga awal kemerdekaan terkenal sebagai para pengusung ideologi Islam. Namun semenjak Negara yang berdasar pada Pancasila dideklarasikan, timbul polarisasi pemikiran dan pendekatan para elite politik Islam itu. Timbul dua kutub politik Islam, antara kaum moderat vis-à-vis kaum radikal. Polarisasi pemikiran dan pendekatan politik di kalangan elite Islam inilah yang menjadi pembahasan pokok buku ini. Wabilkhusus ulasan tentang perbedaan pandangan dan sikap politik dua tokoh: Mohamad Natsir versus Isa Anshary. Keduanya berasal dari tanah kelahiran yang sama: Minang. Keduanya juga berguru pada tokoh pembaharu Tuan A. Hassan dan sama-sama aktif di organisasi Persatuan Islam (Persis) Bandung. Menariknya, kesamaaan daerah, guru dan organisasi itu tidak lantas membuat keduanya seiring-sejalan dalam politik. Mengapa bisa seperti itu? Buku ini mengulas-tuntas masalah tersebut.

Islam tidak bersifat monolitik.