Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

Tradisionalisme dan Modernisme Islam di Indonesia

Realitas islam di Indonesia mengalami interaksi dengan sistem sosial dan kebudayaan setempat. Agama dan tradisi berkolaborasi menjalin sinergi yang sangat rapi. Dalam tahap tertentu, sinergi tersebut terkadang menimbulkan problem tersendiri, yaitu samarnya batas antara Islam dan tradisi, sehingga sulit dibedakan mana Islam otentik dan mana Islam yang mentradisi. Tetapi, hal itu menunjukkan realitas keagamaan yang dinamis. Fenomena tersebut menjadikan kultur pemikiran dan aksi Islam Indonesia sangat beragam. Keragaman itu terjadi baik pada level personal maupun kelompok. Haji Ahmad Sanusi merupakan salah seorang tokoh yang mengisi keragaman pemikiran tersebut. Ia mendalami Islam dari sumbernya dan melakukan kontekstualisasi dalam kehidupan masyarakat. Kesadarannya mendialogkan antara doktrin agama, tradisi, dan semangat pembaruan, membuatnya menjadi seorang pemikir agama yang eklektik.

Realitas islam di Indonesia mengalami interaksi dengan sistem sosial dan kebudayaan setempat.

Kereta Api di Surabaya 1910-1930

Pembangunan pelabuhan pada 1910 membuat peranan kereta api di Surabaya semakin maju. Pemerintah kolonial yang hendak membangun pelabuhan juga memperkuat jaringan kereta api di Surabaya dengan memberikan anggaran khusus. Perkembangan kota-kota pelabuhan seperti Surabaya yang memiliki infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan dengan wilayah pedalaman telah menarik banyak orang untuk datang. Pembangunan pabrik-pabrik di Surabaya menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini mendorong perubahan masyarakat yang ingin melakukan perpindahan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak, kereta api menjadi alat transportasi perpindahan tersebut.

Pembangunan pelabuhan pada 1910 membuat peranan kereta api di Surabaya semakin maju.