Sebanyak 115 item atau buku ditemukan

Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual – Edisi Revisi

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian. Metodologi menjadi kata yang terkesan sulit, padahal jika dimengerti prinsip dan tahapannya akan menjadi mudah. Sesuai dengan tahapan pada design thinking, buku ini menunjang tahap define penentuan fenomena dan permasalahan, serta tahap research pengumpulan data dan analisis yang hasilnya akan digunakan pada tahap ideate. Berbeda dengan metode penelitian yang selalu berkutub kuantitatif atau kualitatif, desain sebagai problem solving memerlukan pandangan yang lebih luas. Penelitian desain komunikasi visual menggunakan tiga aspek untuk membahas karya visual, yaitu aspek karya itu sendiri, aspek pembuat karya atau desainer, dan aspek pemirsa atau target audience. Setiap aspek menggunakan istrumen penelitian yang berbeda, hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan dan penentuan kriteria big idea untuk mendesain. Salah satu persyaratan lulus sarjana adalah mengunggah tulisan ilmiah dengan format jurnal dari laporan tugas akhir, yang persyaratannya hampir sama dengan penulisan skripsi. Untuk itu latihan penulisan laporan ilmiah sudah dapat dimulai dari mata kuliah Bahasa Indonesia, logika membentuk kata, kalimat, alinea. Dilanjutkan dengan cara mengumpulkan data dan menganalisis pada mata kuliah Metode Penelitian, kemudian melakukan penelitian serta mempresentasikan hasilnya pada mata kuliah Seminar, dan mengaplikasikan semua tahapan ini pada Tugas Akhir. Dilengkapi dengan panduan penulisan untuk jurnal, buku ini dapat memudahkan para mahasiswa dalam mencari data, menganalisis, menyusun laporan ilmiah, mempresentasikan dalam forum seminar, serta menulis artikel untuk publikasi ilmiah.

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian.

Metodologi Penelitian

Desain Komunikasi Visual

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian. Metodologi menjadi kata yang terkesan sulit, padahal jika dimengerti prinsip dan tahapannya akan menjadi mudah. Sesuai dengan tahapan pada design thinking, buku ini menunjang tahap define penentuan fenomena dan permasalahan, serta tahap research pengumpulan data dan analisis yang hasilnya akan digunakan pada tahap ideate. Berbeda dengan metode penelitian yang selalu berkutub kuantitatif atau kualitatif, desain sebagai problem solving memerlukan pandangan yang lebih luas. Penelitian desain komunikasi visual menggunakan tiga aspek untuk membahas karya visual, yaitu aspek karya itu sendiri, aspek pembuat karya atau desainer, dan aspek pemirsa atau target audience. Setiap aspek menggunakan istrumen penelitian yang berbeda, hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan dan penentuan kriteria big idea untuk mendesain. Salah satu persyaratan lulus sarjana adalah mengunggah tulisan ilmiah dengan format jurnal dari laporan tugas akhir, yang persyaratannya hampir sama dengan penulisan skripsi. Untuk itu latihan penulisan laporan ilmiah sudah dapat dimulai dari mata kuliah Bahasa Indonesia, logika membentuk kata, kalimat, alinea. Dilanjutkan dengan cara mengumpulkan data dan menganalisis pada mata kuliah Metode Penelitian, kemudian melakukan penelitian serta mempresentasikan hasilnya pada mata kuliah Seminar, dan mengaplikasikan semua tahapan ini pada Tugas Akhir. Dilengkapi dengan panduan penulisan untuk jurnal, buku ini dapat memudahkan para mahasiswa dalam mencari data, menganalisis, menyusun laporan ilmiah, mempresentasikan dalam forum seminar, serta menulis artikel untuk publikasi ilmiah.

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Prasasti Palah 1119 Ś

Prasasti Palah 1119 ? merupakan salah satu prasasti masa Kerajaan Kadiri yang masih in situ dan ditemukan satu konteks dengan Kompleks Candi Panataran: bangunan suci Palah. Prasasti Palah dikeluarkan pada tahun 1119 ? (1197 M) pada bulan Juni–Juli oleh Sri Maharaja Sri Sarwwe?wara yang bergelar Çri Wikram?wat?r?nindita Digjayotunggadewan?ma dan menggunakan lencana kebesaran Çrnggalañcana. Prasasti Palah 1119 ? terkait dengan peristiwa penetapan s?ma kepada s?mya sang catur lurah, dan peristiwa suci ini diresmikan dengan pendirian batu prasasti melalui upacara prathista untuk sebuah bangunan suci, yaitu Candi Panataran (Candi Palah) yang diperuntukkan bagi pemujaan kepada Paduka Bhat?ra di Palah. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa paparan isi Prasasti Palah 1119 ? mengandung nilai-nilai abadi pendidikan karakter, yaitu nilai religius, disiplin, kerja keras, demokratis, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kesembilan “nilai-nilai abadi pendidikan karakter” tersebut telah mengakar kuat sejak abad ke-12 hingga abad ke-14 M. Temuan penelitian ini layak untuk dikembangkan, diinternalisasikan, dan direlevansikan dengan konteks kehidupan kekinian jelang abad ke-21 M. Penerapan atau penginternalisasian nilai-nilai abadi pendidikan karakter pada isi Prasasti Palah 1119 ? memerlukan proses pembelajaran terus-menerus pada peserta didik di kelas dengan inovasi pembelajaran yang menarik, berbasis teknologi abad ke-21 M. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa paparan tentang Prasasti Palah 1119 ? ini telah menjadi panduan hidup abadi serta mendapat perhatian yang serius dari masyarakat Jawa Kuno sejak masa Kadiri (abad ke-12 M), Singhasari (abad ke-13 M), hingga akhir Majapahit (abad ke-14 M). Hal ini terbukti dengan diabadikannya keberadaan prasasti dan bangunan suci, yaitu Candi Palah (Candi Panataran sekarang), yang bangunan candinya bahkan direnovasi berkali-kali pada masa Majapahit. Dengan demikian, Prasasti Palah 1119 ? dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, yakni sebagai media abadi tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini juga sangat relevan serta tidak bertentangan untuk dikembangkan dalam konteks kehidupan kekinian. Selamat membaca para khalayak karena buku referensi ini sangat menginspirasi!

Nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter dirumus-kan dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya, ... karakter akan berhasil, bila disertai dengan media pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak usia dini.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

Membentuk Budaya Berkarakter Setiap Hari

Kultur sekolah berkarakter menciptakan lingkungan yang ramah secara moral dan suportif bagi pertumbuhan personal individu. Budaya ini hanya bisa terbentuk melalui praktik pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang kami tawarkan kepada para pelaku pendidikan. Buku ini akan mengubah perspektif Anda cara membangun budaya sekolah berkarakter melalui kebiasaan kecil dalam keseharian kita. Kultur sekolah adalah seluruh rangkaian kegiatan kecil yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah mulai dari masuk pintu gerbang sekolah, berada di lingkungan sekolah, berkomunikasi dan berinteraksi antarwarga sekolah, sampai cara sekolah membangun ikatan mendalam dengan masyarakat sebagai lingkungan lebih luas yang membangun identitas sebuah sekolah. Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah. Membaca dan mempraktikkan isi buku ini adalah tantangan bagi setiap kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dalam membangun kultur sekolah berkarakter.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas

Merdeka Belajar dalam Komunitas Moral yang Ramah

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah. Dua kondisi ini menjadi satu paket dalam pendidikan karakter utuh dan menyeluruh. Kemerdekaan adalah dasar bagi pertanggungjawaban individu terhadap proses pendidikan yang dilakukannya. Dengan diberi kemerdekaan belajar, peserta didik dapat bertumbuh dengan lebih natural sesuai dengan minta, bakat dan talenta yang dimiliki. Merdeka Belajar mendekatkan aspirasi individu pada cita-cita masa depannya. Merdeka belajar akan berhasil bila keseluruhan proses pembelajaran mencerminkan semangat autentik dan menimba ilmu pengetahuan. Untuk menimba ilmu, individu tidak bisa melakukannya sendiri. Ada saatnya ia bekerja secara mandiri, ada pula dalam sebuah kolaborasi. Kadang satuan pendidikan perlu menengok keluar sekolah untuk membangun komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas individu sebagai pemelajar. Dengan pendekatan pedagogis yang baik serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lebih luas, pendidikan karakter akan berjalan secara lebih efektif. Kelas dan komunitas merupakan bagian integral yang menjadi konteks dan latar bagi pendidikan karakter. Bila belajar itu sendiri tidak lain adalah memungut pengalaman berharga dalam kehidupan, dan pengalaman ini hanya dapat ditemukan dalam kebersamaan maupun komunitas, maka komunitas yang menjadi dasar budaya sekolah menjadi tempat strategis pembentukan karakter. Ruang kelas, seluruh warga sekolah, flora dan fauna di sekitar sekolah, budaya lokal, dan kebajikan tokoh masyarakat, menjadi sumber pembelajaran dan pembentukan karakter tidak kunjung henti. Buku ini menawarkan khasanah kekayaan itu melalui inspirasi-inspirasi praktik baik baik dalam pembelajaran dan kolaborasi yang autentik dan sudah teruji di satuan pendidikan.

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah.

Nilai Dasar Logo Konseling

Buku ini memuat pemikiran penulis mengenai nilai dasar logo konseling yang merupakan perspektif teoretis terhadap konseling makna hidup yang bersumber pada spiritual dalam rangka meningkatkan kesadaran diri, penerimaan diri, ketegasan diri, tujuan hidup, tanggung jawab diri, integritas diri untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya. Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem; (3) kompetensi dan integritas diri untuk mengeksplorasi nilai-nilai sikap; (4) penerimaan dan ketegasan diri untuk mengembangkan keyakinan inti seimbang dan asumsi berpikir positif; (5) transendensi diri untuk melakukan transformasi nilai dan modifikasi sikap; (6) realisasi makna yang berhubungan dengan pengendalian dan pengembangan diri untuk memperoleh healthy spiritual self-esteem dan menemukan meaning of life.

Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki ...

Hukum Asuransi di Indonesia

Buku Hukum Asuransi di Indonesia memaparkan Sejarah dan Perkembangan Asuransi, Usaha Perasuransian, Perasuransian dan pengaturannya. Usaha dan perusahaan perasuransian, Perjanjian pada umumnya, Perjanjian Reasuransi, Objek-objek Asuransi, Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, Asuransi Syariah, dan Asuransi Sosial atau Jaminan Sosial, serta Undang-Undang Perasuransian dan Peraturan-peraturannya yang berlaku. Pada bagian akhir buku ini dilampirkan juga Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014. Buku ini tidak hanya cukup dipelajari saja akan tetapi perlu dimengerti dan dapat dipraktikkan melalui belajar kelompok dengan pola proses belajar mengajar berpusat pada mahasiswa (student learning centre). Setiap bab dalam buku ini dilengkapi evaluasi dan studi kasus yang mengarahkan pembaca untuk menganalisis dan menemukan solusi kasus berdasarkan teori-teori yang ada. Pembaca diharapkan mencari gap-gap antara teori dan praktik atau dassein dan dassolen melalui contoh kasus. Analisis dan solusi kasus terkini dikupas melalui teori-teori dan materi yang dipelajari mulai dari bab awal hingga akhir. Melalui buku ini terbentuk para kader muda mahasiswa/pembaca yang andal dan profesional dalam bidang Hukum Asuransi.

Buku Hukum Asuransi di Indonesia memaparkan Sejarah dan Perkembangan Asuransi, Usaha Perasuransian, Perasuransian dan pengaturannya.

Model Inovatif Logo Konseling Website

Model inovatif logo konseling website terdiri atas pengembangan model, kekuatan model, efektivitas model, esensi model, dan implementasi model. Tahap pengembangan model berorientasi pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk penanganan masalah harga diri spiritual rendah klien. Dalam perecanaannya, pendekatan ini terintegrasi dengan sumber daya manusia yang ada, dengan menekankan kolaborasi antara peneliti dengan mereka yang bertanggung jawab atas layanan konseling aktual klien. Kekuatan model mendeskripsikan dinamika perubahan perilaku klien yang buruk ke perilaku positif dan konstruktif. Efektivitas model mengindikasikan bahwa penggunaan program intervensi logo konseling website yang dikenakan pada klien menunjukkan peningkatan secara statistikal signifikan maupun praktikal signifikan. Selanjutnya, esensi model sebagai kerangka teoretis dan berpikir logo konseling website. Implementasi model sebagai pedoman pelaksanaan logo konseling website. Model inovatif logo konseling website sebagai gagasan dasar untuk menjembatani keterbatasan waktu dan tempat, media penghubung untuk keterbukaan, dan media komunikasi yang memudahkan klien untuk curhat dengan gadget mereka. Keterbatasan mobilitas fisik dan psikis klien menjadi penghambat untuk dilakukan sesi tatap muka sehingga melahirkan ide mengembangkan model inovatif logo konseling website. Stigma budaya terhadap perasaan dihakimi, rentan bagi klien yang menjadi korban pemerkosaan dan pelecehan seksual memilih melakukan konseling tanpa tatap muka. Keterbatasan, stigma, dan keengganan itu memunculkan pemikiran tentang upaya mengembangkan pendekatan logo konseling online yang inovatif, yang dapat diakses oleh semua kalangan sehingga bermanfaat bagi klien dan masyarakat luas. Pada era digital saat ini, keterbatasan waktu dan tempat antara konselor dan pribadi setiap individu yang bermasalah (klien) dapat diatasi. Model inovatif logo konseling website sebagai upaya dalam mengatasi keterbatasan mobilitas fisik dan psikis klien.

Teknik dan pendekatan yang dipakai, yaitu modifikasi sikap. Tujuannya untuk mengembangkan evaluasi diri seimbang dengan sasaran pencapaiannya, yakni tanggung jawab diri. Selanjutnya, pencapaian tanggung jawab diri menjadi kebutuhan ...

Model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self -Esteem

Buku Model Logo Konseling ini meliputi substansi model dan pedoman pelaksanaan model logo konseling serta panduan pelatihan untuk memperbaiki low spiritual selfesteem, khususnya dalam eksplorasi diri klien, penerimaan diri, ketegasan diri, transendensi-diri, kesadaran diri, dan nilai-nilai sikap, yang terintegrasi dalam potensi diri, aktivitas diri, dan evaluasi diri, yang berguna bagi perubahan perilaku positif, yaitu dari low spiritual self-esteem ke healthy spiritual self-esteem. Substansi model merupakan kerangka teoretik dan kerangka berpikir model logo konseling. Pedoman pelaksanaan dan panduan pelatihan merupakan implementasi model dan teknik pelaksanaan program intervensi logo konseling untuk memperbaiki permasalahan perkembangan dan dimensi low spiritual self-esteem, dalam rangka meningkatkan nilai-nilai sikap, kompetensi, dan integritas diri, penerimaan dan ketegasan diri, transendensi diri dan realisasi makna.

Buku Model Logo Konseling ini meliputi substansi model dan pedoman pelaksanaan model logo konseling serta panduan pelatihan untuk memperbaiki low spiritual selfesteem, khususnya dalam eksplorasi diri klien, penerimaan diri, ketegasan diri, ...