Sebanyak 1950 item atau buku ditemukan

Arabic-English Dictionary of Qur'anic Usage

The Qur'an is the living source of all Islamic teaching, and is of singular importance to those interested in Islam and the study of religions. Despite this, there exists a long-felt lack of research tools for English first-language speakers who wish to access the Qur'an in the original Arabic. The Dictionary of Qur'anic Usage is the first comprehensive, fully-researched and contextualised Arabic-English dictionary of Qur'anic usage, compiled in accordance with modern lexicographical methods by scholars who have a lifelong immersion in Qur'anic Studies. Based on Classical Arabic dictionaries and Qur'an commentaries, this work also emphasises the role of context in determining the meaning-scatter of each vocabulary item. Illustrative examples from Qur'anic verses are provided in support of the definitions given for each context in which a particular word occurs, with cross-references to other usages. Frequently occurring grammatical particles are likewise thoroughly explained, insofar as they are used in conveying various nuances of meaning in the text.

Based on Classical Arabic dictionaries and Qur'an commentaries, this work also emphasises the role of context in determining the meaning-scatter of each vocabulary item.

Gerakan Pemuda Ansor

Dari Era Kolonial hingga Pascareformasi

Ansor bersama-sama dengan induknya, NU, adalah garda depan dalam melawan kecenderungan menguatnya politikidentitas yang mengatasnamakan agama, tatkala elemen-elemen lain dari bangsa ini seperti maju-mundur atau bahkan takut untuk menghadapinya. Pemikiran aswaja mendorong Ansor untuk menjadi moderat dan fleksibel baik dalam bidang politik maupun sosial. Sikap fleksibel itu memungkinkan Ansor dapat mempertahankan eksistensinya dalam berbagai situasi kekuasaan. Dalam bidang sosial, fleksibilitas itu membuat Ansor dapat membangun relasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti gerakan pemuda lainnya, beragam kelompok Islam, dan khususnya dengan kelompok minoritas. Di bidang ekonomi, fleksibilitas Ansor dapat menentukan pilihan untuk berkiprah dalam ekonomi kerakyatan di pedesaan sekaligus membangun jejaring dengan institusi-institusi besar ekonomi. ... perkembangan Ansor tidak terlepas dari dimensi-dimensi sosial-politik, baik dalam maupun luar negeri. Penggambaran konteks sosial-politik ini memperlihatkan bagaimana Ansor berkembang seiring dengan perjalanan Indonesia, yang juga tak lepas dari berbagai pengaruh luar maupun dalam. Keterkaitan dengan urusan-urusan atau isu-isu luar negeri selama beberapa waktu juga menunjukkan sisi internasional dari organisasi ini. Dengan demikian, Ansor kelihatannya tidak hanya memiliki nilai strategis bagi kekuatan politik di tanah air, tetapi juga berkembang karena hadirnya pengaruh-pengaruh yang bersumber dari perkembangan zaman. Hal inilah yang kemudian membentuk karakter Ansor.

Dalam bidang sosial, fleksibilitas itu membuat Ansor dapat membangun relasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti gerakan pemuda lainnya, beragam kelompok Islam, dan khususnya dengan kelompok minoritas.

Tafsir Perempuan: Antara Doktrin dan Dinamika Kontemporer

Tidak akan memulikan perempuan kecuali lelaki mulia dan tidak akan menistakan perempuan kecuali lelaki nista. Ali bin Abi Thalib * Buku kajian Islam kritis ini menggali dengan mendalam dan detail perkara doktrin, tradisi, dan pergulatan paradigma (tafsir) seputar posisi, peran, dan makna strategis para perempun di dalam Islam. Tajam, menghunjam, dan memperkaya perspektif kita tentang relasi Islam dan perempun di antara bentang panjang tradisi dan dinamika tafsirnya yang luar biasa luasnya.

Ali bin Abi Thalib * Buku kajian Islam kritis ini menggali dengan mendalam dan detail perkara doktrin, tradisi, dan pergulatan paradigma (tafsir) seputar posisi, peran, dan makna strategis para perempun di dalam Islam.

Tafsir al-Qur'an dan budaya lokal

studi nilai-nilai budaya Jawa dalam tafsir al-Huda karya Bakri Syahid

Javanese cultural values in the Koran intepretation of Bakri Syahid's work, an Indonesian muslim scholar.

Pondok pesantren sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang banyak tumbuh di daerah pedesaan di pulau Jawa . Sistem pendidikan pesantren diperkirakan merupakan kelanjutan dari sistem asrama yang dipergunakan dalam ...

Sexuality Education from an Islamic Perspective

We live in an over-sexualised culture where sex and sexuality have become part of the public domain. This sexual revolution challenges Judeo-Christian and Islamic norms and boundaries. As such, sexuality education is a sensitive and extremely important issue, and its current implementation in schools has raised public concerns. This book explores the subject, contextualising it within the matrix of Islamic beliefs and practices. Islam binds sexuality and sexual education to a moral grid with rights and obligations, justice and equity. There is a dominant discourse and stereotype around ‘Islamic sexuality’, which presents sex and sexuality as the biggest taboo, fraught with fear and seldom discussed. This book dispels such myths and misconceptions, providing an overview of sexuality education in the modern world and the need for such education.

This book dispels such myths and misconceptions, providing an overview of sexuality education in the modern world and the need for such education.

INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DAN SAINS

Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram. Keburaman tersebut terjadi akibat kuatnya kesenjangan ilmu dan semakin dibenturkan oleh para ilmuan yang sekuler, sehingga muncul paradigma dikotomi (pemisahan) ilmu di dunia yang berimplikasi juga pada dunia pendidikan Islam. Maka di kalangan ilmuan Muslim terpecah menjadi dua kelompok, pertama para pendukung ilmu-ilmu agama hanya menganggap valid sumber Ilahi dalam bentuk kitab suci dan tradisi kenabian dan menolak sumber-sumber non-skriptual sebagai sumber otoritatif untuk menjelaskan kebenaran sejati. Kedua, para pendukung ilmu-ilmu sains sekuler yang hanya menganggap valid informasi yang diperoleh melalui pengamatan indrawi (eksperimentasi) semata.

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram.