Sebanyak 1421 item atau buku ditemukan

Arah Baru Studi Ulumul al-Qur’an

“Edisi kedua karya sahabat Aksin Wijaya ini merupakan lanjutan dari karya sebelumnya yang berjudul Menggugat Autentisitas Wahyu Tuhan, di sisi lain menjadi pijakan dasar dari karya berikutnya yang berjudul Sejarah Kenabian dalam Perspektif Tafsir Nuzuli. Sebagai lanjutan, karena buku ini menampilkan gagasan inti dari karya sebelumnya tentang diferensiasi pesan Tuhan menjadi wahyu, al-Qur’an dan Mushaf Utsmani; dan menjadi pijakan karena karya berikutnya itu bertolak pada buku ini terutama tentang dialog al-Qur’an dan Mushaf Utsmani dengan realitas masyarakat Arab yang hidup pada pra, era, dan pasca kehadiran al-Qur’an. Ketiga buku itu menjadi satu kesatuan yang harus dibaca oleh mereka yang hendak memahami pemikiran keislaman Aksin Wijaya secara utuh.” [Dr. Hefni Zein, Wakil Rektor III IAIN Jember] “Buku ini membahas unsur-unsur Ulum al-Qur’an dengan cara baru, mensistematisasinya serta mendiferensiasi antara wahyu, al-Qur’an, dan Mushaf Utsmani. Ketiga istilah itu menurut Aksin mempunyai makna yang berbeda, kendati menunjuk pada satu titik yang sama, yakni pesan Tuhan. Pesan Tuhan yang tersimpan di dalam ketiga istilah itu juga berbeda dari segi autentisitasnya, sehingga dia menawarkan pendekatan baru dalam memburu pesan autentik Tuhan, yakni hermeneutika. Di sinilah letak kesegaran dan kebaruan buku karya Aksin Wijaya ini.” [Dr. Suwendi, M.Ag., Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat PTKI, Kemenag RI]

“Edisi kedua karya sahabat Aksin Wijaya ini merupakan lanjutan dari karya sebelumnya yang berjudul Menggugat Autentisitas Wahyu Tuhan, di sisi lain menjadi pijakan dasar dari karya berikutnya yang berjudul Sejarah Kenabian dalam ...

America & Islam

Soundbites, Suicide Bombs and the Road to Donald Trump

Donald Trump's first term as the 45th President of the United States of America has shocked the world. His attitudes towards Islam became a key point of contention on the campaign trail, and in power Trump has continued his war of divisive words and deeds. Here, acclaimed journalist Lawrence Pintak scrutinizes America's relationship with Islam since its foundation. Casting Donald Trump as a symptom of decades of misunderstanding and demonization of the Islamic world, as well as a cause of future tensions, Pintak shows how and why America's relationship with the world's largest religion has been so fractious, damaging and self-defeating. Featuring unique interviews with victims and perpetrators of Trump's policies, as well as analysis of the media's role in inflaming debate, America & Islam seeks to provide a complete guide to the twin challenges of terrorism and the polarizing rhetoric that fuels it, and sketches out a future based on co-operation and the reassertion of democratic values.

Nusantara. Three thousand miles away, Indonesians were also working to
recapture the narrative from the extremists—and the Saudis. The Middle East is
on fire; the Middle East is shaking; it is terrifying to look at what is happening in
those ...

Democracy and Islam in Indonesia

Indonesia's military government collapsed in 1998, igniting fears that economic, religious, and political conflicts would complicate any democratic transition. Yet in every year since 2006, the world's most populous Muslim country has received high marks from international democracy-ranking organizations. In this volume, political scientists, religious scholars, legal theorists, and anthropologists examine the theory and practice of Indonesia's democratic transition and its ability to serve as a model for other Muslim countries. They compare the Indonesian example with similar scenarios in Chile, Spain, India, and Tunisia, as well as with the failed transitions of Yugoslavia, Egypt, and Iran. Essays explore the relationship between religion and politics and the ways in which Muslims became supportive of democracy even before change occurred, and they describe how innovative policies prevented dissident military groups, violent religious activists, and secessionists from disrupting Indonesia's democratic evolution. The collection concludes with a discussion of Indonesia's emerging "legal pluralism" and of which of its forms are rights-eroding and rights-protecting.

... Party of Indonesia), 56–57 Partai Aceh (Aceh Party), 36, 121, 163 Partai
Amanat Nasional (National Mandate Party), 79, 130 Partai Damai Sejahtera (
Prosperous Peace Party), 31 Partai Demokrasi Indonesia (Indonesian
Democracy Party).

Modernitas dan Globalisasi: Tafsir Konsep Modernitas & Keindonesiaan HMI dalam Tantangan Abad 21

Posisi kehadiran buku ini tidak lebih sebagai pemicu dan kunci untuk kembali membuka pergulatan intelektualitas dengan tujuan pengembangan yang lebih rill atas konsep-konsep dasar dan gagasan besar pemikiran Modernitas, Islam Keindonesiaan dan NDP HMI, sehingga penulis menyadari bahwa gagasan-gagasan dalam buku ini bukanlah gagasan final dan akhir dari suatu perdebatan intelektualitas dan keilmuan khususnya bagi kader-kader HMI.

Aspek Pendidikan, inti pembaharuan pemikiran di bidang Pendidikan adalah kesadaran perbedaan situasi antara zaman penjajah dengan zaman kemerdekaan, di zaman penjajah pendidikan bersifat diskriminatif dan berorientasi kolonialisme.

Wasatiyyah: Konsep dan Pelaksanaan (UUM Press)

Buku ini membincangkan wasatiyyah dari aspek definisi, konsep, gagasan, keperluan dan aplikasinya dalam kehidupan seharian khususnya dalam konteks masyarakat di Malaysia. Buku ini juga turut membincangkan konsep wasatiyyah dalam aspek teori dan perlaksanaannya dalam kehidupan manusia khususnya dalam konteks negara Malaysia pada masa kini. Penerbitan buku yang mengandungi himpunan 12 bab ini dibahagikan kepada dua bahagian. Bahagian satu mengandungi lima bab di bawah tema wasatiyyah sebagai satu gagasan. Pada bahagian dua di bawah tema perlaksanaan wasatiyyah dalam masyarakat mengandungi tujuh bab.

Dewan Tamadun Islam, Jilid 11, 4–8. Amir Faishol Fath. (2012). Pemikiran
moderat dalam tafsir alQur'an. Dlm. Achmad Satori Ismail et al., Islam moderat
menebar Islam rahmatan lil 'alamin. Jakarta: Pustaka Ikadi. Ghazali Basri. (2008).

Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Islam

Islam adalah agama eco-friendly. Dalam Islam manusia memiliki hubungan yang terkait dengan lingkungannya di mana lingkungan dan sumberdaya alam bukan sub ordinat dari manusia. Lingkungan dan sumberdaya alam merupakan makhluk Allah yang diciptakan sebagai media bagi manusia untuk menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu beribadah dan menjadi khalifah-Nya. Sebuah buku yang membahas tentang etika pengelolaan lingkungan dalam perspektif Islam. Buku dalam format pdf ini mencoba memperkenalkan konsep Teologi Lingkungan sebagai upaya penyelamatan lingkungan melalui pendekatan nilai-nilai agama, terutama Islam. Dimana Islam memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan seseorang muslim terhadap Allah SWT. Buku Teologi Lingkungan ini mencoba menggali kembali konsep (ajaran) Islam yang berkaitan dengan lingkungan, yang diharapkan bisa menjadi landasan untuk implementasi dan revitalisasinya dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kaum muslimin. Konsep (ajaran) Islam ini diharapkan bisa menjadi dasar pijakan moral dan spiritual (moral and spiritual base) dalam upaya penyelamatan lingkungan. Upaya ini bisa pula dikatakan sebagai upaya untuk mencari akar teologis pengelolaan lingkungan dalam perspektif Islam.

Islam adalah agama eco-friendly.

Media, Kebudayaan, dan Demokrasi

Dinamika dan Tantangannya di Indonesia Kontemporer

Perkembangan dan dinamika pascareformasi dalam konteks politik, demokrasi, dan budaya merupakan topik yang memperoleh perhatian tersendiri, khususnya dalam bidang komunikasi, politik, dan sosiologi. Kesadaran kita sebagai individu, masyarakat, dan warga negara tidak lepas dari pengaruh media. Perkembangan teknologi dan beragamnya informasi, turut membentuk dan mewarnai berbagai relasi sosiokultural dan politik. Media kian lekat dengan kehidupan, bahkan turut terlibat dalam internalisasi nilai-nilai di masyarakat. Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang menaruh minat dalam mengkaji tentang keterkaitan antara media, kebudayaan, dan demokrasi.

Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang menaruh minat dalam mengkaji tentang keterkaitan antara media, kebudayaan, dan demokrasi.

Gender and Power in Indonesian Islam

Leaders, feminists, Sufis and pesantren selves

The traditional Islamic boarding schools known as pesantren are crucial centres of Muslim learning and culture within Indonesia, but their cultural significance has been underexplored. This book is the first to explore understandings of gender and Islam in pesantren and Sufi orders in Indonesia. By considering these distinct but related Muslim gender cultures in Java, Lombok and Aceh, the book examines the broader function of pesantren as a force for both redefining existing modes of Muslim subjectivity and cultivating new ones. It demonstrates how, as Muslim women rise to positions of power and authority in this patriarchal domain, they challenge and negotiate "normative" Muslim patriarchy while establishing their own Muslim "authenticity." The book goes on to question the comparison of Indonesian Islam with the Arab Middle East, challenging the adoption of expatriate and diasporic Middle Eastern Muslim feminist discourses and secular western feminist analyses in Indonesian contexts. Based on extensive fieldwork, the book explores configurations of female leadership, power, feminisms and sexuality to reveal multiple Muslim selves in pesantren and Sufi orders, not only as centres of learning, but also as social spaces in which the interplay of gender, politics, status, power and piety shape the course of life.

Dzuhayatin, S. R., Rachman, B. M., and Umar, N. (2002) Rekonstruksi
Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam [The Reconstruction of
Methodology in Discourses on Gender Equality in Islam], Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Gender, Islam and Democracy in Indonesia

This book explores the relationship between gender, religion and political action in Indonesia, examining the patterns of gender orders that have prevailed in recent history, and demonstrating the different forms of social power this has afforded to women. It sets out the part played by women in the nationalist movement, and the role of the women’s movement in the structuring of the independent Indonesian state, the politics of the immediate post-independence period and the transition to the authoritarian New Order. It analyses in detail the gender relations of the New Order regime, focused around the unitary family form supposed by the family system expounded in the New Order ideology and the contradictory implications of the opening up of the economy to foreign capital and ideas, for gender relations. It examines the forms of political activism that were possible for the women’s movement under the New Order, and the role it played in the fall of Suharto and the transition to democracy. The relationship between Islam and women in Indonesia is also addressed, with particular focus on the way in which Islam became a critical focus for political dissent in the late New Order period. Overall, this book provides a thorough investigation of the relationship between gender, religion and democracy in Indonesia, and is a vital resource for students of gender studies and Indonesian affairs.

Perempuan dalam peta negara di Indonesia. In Menakar 'harga'perempuan:
Eksplorasi atas hak-hak reproduksi perempuan dalam Islam, ed. S. Hasyim, 69–
98. Bandung: Mizan. ———. 2000a. Militer dan kekerasan terhadap perempuan.

Gender, Islam, Nationalism and the State in Aceh

The Paradox of Power, Co-optation and Resistance

This book sets out to open up the space for interpretation of history and politics in Aceh which is now in a state of armed rebellion against the Indonesian government. It lays out a groundwork for analysing how female agency is constituted in Aceh, in a complex interplay of indigenous matrifocality, Islamic belief and practices, state terror, and political violence. Analysts of the current conflict in Aceh have tended to focus on present events. Siapno provides a historical analysis of power, co-optation, and resistance in Aceh and links it to broader comparative studies of gender, Islam, and the state in Muslim communities throughout the world.

Selected Suhaltern Studies. Oxford University Press. H. Ismail Yakub. 1979. Cut
Meutia: Pahlawan Nasional dan Puteranya. Semarang: C.V. Faizan. Hafidz,
Wardah. 1993. 'Misogyny Dalam Fundamentalisme Islam,' in jurnal Ulumul Qur'
an.