Sebanyak 1617 item atau buku ditemukan

Telling Islam to The World

Gerakan menyebarkan Islam ke seluruh dunia (Telling Islam to the World) itu telah resmi diluncurkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2015 lalu. Akan tetapi implementasi dan pergerakan utamanya akan digenjot dari kota New York, Amerika Serikat. Kenapa Jakarta dan New York? Peluncuran inisiatif “Telling Islam to the World” dilakukan di Jakarta, ibukota Indonesia, karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tentu disadari atau tidak, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan Islam yang sesungguhnya. Islam yang berwajah alternatif dari wajah-wajah Islam yang sedang dipropagandakan oleh dunia Barat saat ini. Nusantara Foundation sebagai eksekutor gerakan ini berpusat di kota New York Amerika Serikat. Kota yang sering kali dijuluki sebagai jantung dunia atau ibukota dunia. New York adalah rumah bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Wall Street. Dan New York pula adalah kota yang menjadi “target” serangan anti peradaban (terorisme) tahun 2001. Dengan menampilkan Islam yang berkarakter Indonesia dari kota New York dimaksudkan, antara lain: 1) bahwa Islam itu memang benar-benar agama dunia (global). 2) Menghadirkan Islam yang secara langsung menjadi jawaban terhadap tuduhan jika Islam adalah inspirasi serangan 9/11. Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin. Dan Islam yang seperti itu yang dirindukan oleh dunia kita saat ini. Dan cahaya ini pulalah yang digerakkan dari jantung dunia global kita (New York), Amerika Serikat. Gerakan ini adalah mimpi. Mimpi besar yang tampaknya jauh dalam pandangan kasatmata. Akan tetapi mimpi bagi orang-orang beriman adalah kekuatan dahsyat. Mimpi di saat terjaga itu adalah mimpi besar dalam kenyataan. Rasulullah saw., itu adalah pemimpi besar. Dan mimpi besar Rasulullah itulah yang membawa Islam ke seluruh penjuru dunia, hingga ke bumi persada Nusantara. Dan dengan mimpi ini pula kita beranjak dari tidur panjang, menyingsingkan lengan baju, memulai langkah menuju seluruh pelosok dunia dalam membawa cahaya Islam yang damai.

Oleh karena itu, gerakan telling Islam to the world adalah gerakan yang akan mempertemukan antara Jakarta dan New York (connecting Jakarta to New York) dengan sinar Islam. Bahwa Islam yang sejati adalah yang berkarakter rahmatan lil-alamin.

Islam Bukan Hanya Teriak Allahu Akbar

Lafal “Allahu Akbar” sejatinya adalah untuk mengagungkan asma Allah, sayangnya kini banyak disalahgunakan. Lafal “Allahu Akbar” sering diikuti dengan aksi-aksi kebrutalan oleh sekelompok militan. Mereka mengaku bahwa sikap mereka adalah jihad untuk menegakkan agama Islam secara benar. Melihat realitas tersebut, banyak orang mengalami ketakutan ketika lafal “Allahu Akbar” disuarakan. Padahal, setiap azan dan iqamah lafal tersebut pasti digaungkan, memulai shalat pun dilantunkan sedemikian khusyuk. Padahal, Islam itu bukan cuma teriakan “Allahu Akbar”. Di dalam Islam, ada pula lafal “Alhamdulillah” untuk bersyukur dan memuji Allah, lafal “Subhanallah” untuk menegaskan kesucian Allah, lafal “Assalamu’alaikum” untuk bertegur sapa dengan sesama, dan lafal-lafal lainnya. Artinya, Islam tidak hanya mengajarkan nilai-nilai perjuangan (jihad), tetapi mengajarkan kasih sayang karena Islam adalah rahmatan lil’alamin. Sementara itu, lafal “Allahu Akbar” yang kemudian diikuti perusakan dan aksi-aksi kebrutalan sungguh tidak berdalil dan hal itu bukanlah jihad. Karena, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mempunyai misi kasih sayang untuk semesta alam. Tulisan-tulisan dalam buku ini memperbincangkan Islam yang tidak sekadar “Allahu Akbar”. Tulisan-tulisan yang disajikan merupakan refl eksi atas realitas saat ini dengan mempertimbangkan berbagai kisah teladan serta epik moral lainnya. Marilah kita mengamalkan ajaran Islam dalam setiap sendi kehidupan kita. Bukankah Islam untuk hidup kita dan kita hidup untuk mengamalkan Islam?

Lafal _Allahu Akbar_ sejatinya adalah untuk mengagungkan asma Allah, sayangnya kini banyak disalahgunakan.

Islam Transitif: Filsafat Milenial

Konsep Islam Transitif yang ditawarkan dalam buku ini adalah bentuk dari pemikiran akal gerak—mengkaji dan menemukan nilai-nilai maslahat dalam berbagai dimensi kehidupan sosial seperti hukum, ekonomi, politik, teknologi, dan sosial budaya maupun dimensi keilmuan lainnya. Di samping itu, mendorong gerakan berproduksi yang diawali dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi melalui penelitian, penemuan, kreativitas, imajinasi, dan inovasi perangkat kehidupan yang melahirkan peradaban yang rahmatan lil ‘alamin. Buku persembahan penerbit Prenada Media Group.

Konsep Islam Transitif yang ditawarkan dalam buku ini adalah bentuk dari pemikiran akal gerak—mengkaji dan menemukan nilai-nilai maslahat dalam berbagai dimensi kehidupan sosial seperti hukum, ekonomi, politik, teknologi, dan sosial ...

Keutamaan Etika Islam: Menjadi Manusia Berkarakter & Berkualitas

Islam memiliki ajaran yang bernilai tinggi. Tidak hanya dari sisi pahala atau balasan di akhirat, tapi juga dari sisi efek positif yang ditimbulkannya dalam kehidupan sosial. Efek yang terasa bagi pelakunya, juga bagi masyarakat luas dan lingkungan. Demikianlah adanya, karena Islam tidak sekadar doktrin kaku yang diamalkan lalu selesai tanpa makna. Islam adalah ajaran yang hidup membawa misi abadi: rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi alam semesta. Inilah buku tentang keutamaan-keutamaan etika Islam yang mendorong manusia untuk menjadi pribadi berkarakter dan berkualitas pada ujungnya. Disampaikan dengan bahasa sederhana, lugas dan penuh dengan eksplorasi dan perenungan tentang kehidupan, serta ditopang oleh sumber-sumber klasik dan autentik Islam: Al-Qur’an dan hadis Nabi, serta pandangan-pandangan dari para ulama besar, saleh, dan bijak bestari yang inspiratif dan motivatif.

Inilah buku tentang keutamaan-keutamaan etika Islam yang mendorong manusia untuk menjadi pribadi berkarakter dan berkualitas pada ujungnya.

Kamus Arab-Indonesia Indonesia-Arab + Panduan Praktis Haji & Umroh

Kamus ini dibuat untuk melengkapi kebutuhan para pembelajar bahasa Arab agar dapat memahami bahasa Arab dengan mudah. Memuat ribuan entri yang disertai dengan huruf Arab serta arti dalam bahasa Indonesia. Disusun secara praktis sehingga mudah dipelajari dan dipahami. Kamus ini juga dilengkapi dengan Panduan Praktis Haji dan Umroh, beserta Kumpulan Doa-doa Spesial di Tanah Suci. -IndonesiaTera-

Kamus ini dibuat untuk melengkapi kebutuhan para pembelajar bahasa Arab agar dapat memahami bahasa Arab dengan mudah.

Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab

Dalam perencanaan sistem pembelajaran bahasa Arab, paling tidak terdapat dua katagori sistem, yakni:(1) Pembelajaran sebagai sistem-meliputi:peserta didik, pendidik, materi, metode, eyaluasi); dan. (z) bahasa Arab sebagai sistem meliputi: berbagai aspek-kebahasaan seperti gramatika, percakapan, membaca, menulis, dan menerjemahkan. Pembelajaran bahasa Arab berarti pembelajaran aspek-aspek bahasa Arab, dan setiap aspek kebahasaan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Selain itu, perencanaan sistem pembelajaran bahasa Arab disusun berdasarkan asumsi-asumsi dasar, prinsip-prinsip yang harus dipegang, dan dasar pemikiran operasional yang jelas dan capability. Asumsi dan prinsip dasar pembelajaran bahasa Arab tersebut terkait dengan hakikat pembelajaran yang sesungguhnya. Disusun berdasarkan Silabus Mata Kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab Kurikulum Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah. Buku persembahan penerbit prenadaMedia -PrenadaMedia-

... sebagai kata بلاط objek lebih dari bermakna sebuah proses sebagai pembelajaran. orang yang dapat berusaha mandiri ... yakni orang yang mengusung citacita dan citacita itu dapat terca me pai nuhi atas kemauannya. dasar kemurahan ...

Panduan Praktis Membaca Kitab Kuning Navasi (Nahwu Inovasi): Teori & Praktek

Jilid 4

Kehadiran buku merupakan jawaban dari sebuah keprihatinan penulis, dimana santri-santri Diniyah (utamanya santri Diniyah yang di kampung) menganggap bahwa Ilmu Nahwu adalah ilmu yang sangat sulit dan dianggap terlalu membebani pikirannya, sehingga banyak terjadi ketika Diniyah mengajarkan ilmu Nahwu maka santrinya lama kelamaan akan keluar dengan sendirinya (tidak mau mengaji karena merasa kesulitan) terutama santri yang sekolah formalnya ada dikelas VI. Belum lagi SDM ustadzustadzah juga sangat minim jika dihadapkan dengan materi nahwu. Padahal Ilmu Nahwu adalah salah satu kunci untuk bisa memahami bahasa Arab. Berangkat dari kenyataan di atas akhirnya penulis berpikir untuk menulis sebuah buku tentang Nahwu yang bisa diterima oleh kalangan santri-santri (utamanya santri Diniyah yang di kampung) dengan bahasa yang sederhana, menyenangkan dan aplikatif, sehingga santri-santri tidak merasa terbebani pikirannya dengan adanya materi Nahwu sekaligus dapat membantu para ustadz/ustadzah untuk menambah wawasan dibidang ilmu Nahwu sehingga kebutuhan pengajar Ilmu Nahwu dapat teratasi (sistem belajar dan mengajar). Buku ini dinukil dari beberapa kitab klasik yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan pondok pesantren, yaitu Nadham Alfiyah, ‘Imrithi dan Milhatul I’rab yang diterjemahkan dengan bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh peserta didik. Sistem penyampaian materi menggunakan sistem tuntas, sehingga materinya berkesinambungan dan tidak ada pengulangan pembahasan. Setiap tema pembahasan diikuti dengan praktek, sehingga santri tidak hanya faham secara teori tapi dapat mempraktekkan secara langsung. Agar proses belajar mengajar dalam buku ini dapat menuai hasil yang maksimal sesuai harapan, maka sebaiknya sebelum diajarkan ustadz/ustdazah pengampu materi ini mengikuti pelatihan agar cara mengajar, tahapan-tahapan pembelajaran dan evaluasinya dapat terukur sesuai dengan harapan penulis. Buku ini disediakan bagi santri pemula ( anak kelas 4 SD/MI atau Pasca TPQ) sebelum lebih lanjut mendalami Ilmu Nahwu secara detail. Hasil yang ingin dicapai dari buku ini peserta didik dapat membaca kitab kuning yang sudah dimaknai ala pesantren seperti Kitab Makna Pesantren ala Petok Kediri, dengan i’rab yang benar. Buku ini sengaja disusun dengan 4 jilid, agar terasa suasana baru ketika santri naik dari jilid 1 ke jilid 2 dan seterusnya, sehingga dengan ini santri tidak merasa bosan dengan adanya pergantian jilid. Disamping juga dapat memotivasi santri untuk berlomba agar lebih cepat dalam menempuh kenaikan jilid. Jilid I membahas tentang Isim baik yang Mu’rab maupun yang Mabni secara tuntas. Jilid 2 membahas tentang Fi’il dengan segala bentuknya secara tuntas. Jilid 3 membahas tentang Marfu’atil asma’. Jilid 4 membahas tentang Manshubatil Asma’. Selain itu, buku ini Insyaallah juga dilengkapi dengan 2 jilid buku Sharaf sebagai pelengkap pembahasan yang sangat berkaitan dengan ilmu Nahwu. Penerbit Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Kehadiran buku merupakan jawaban dari sebuah keprihatinan penulis, dimana santri-santri Diniyah (utamanya santri Diniyah yang di kampung) menganggap bahwa Ilmu Nahwu adalah ilmu yang sangat sulit dan dianggap terlalu membebani pikirannya, ...

PENGANTAR MAQASID Al-SHARI‘AH

Terma maqasid al-Shari‘ah di era kontemporer seperti sekarang ini banyak mendapatkan perhatian serius dari para akademisi dan pemikir muslim, terlebih dari ahli-ahli hukum Islam. Terma maqa>s{id yang terwacana saat ini tidak sekedar sebagai kajian berbasis nilai, atau hanya mengkaji tentang hikmah-hikmah dan tujuan-tujuan hukum syariat, akan tetapi semakin melus hingga menyentuh dimensi ontologi dan epistemologi syariat Islam. Dengan kelengkapan obyek pembahasannya kajian maqasid diakui sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dalam rumpun studi hukum Islam dan tersaji secara terpisah dari ilmu usul al-Fiqh. Kajian maqasid ini dianggap lebih mampu menampilkan konsepsi pemikiran hukum Islam yang relevan dan progresif untuk mengantarkan hukum Islam yang lebih humanis, berkeadilan dan bermoral sesuai dengan misi pensyariatan.

Terma maqasid al-Shari‘ah di era kontemporer seperti sekarang ini banyak mendapatkan perhatian serius dari para akademisi dan pemikir muslim, terlebih dari ahli-ahli hukum Islam.

Pengantar Studi Perbandingan Madzhab

Di dalam hukum islam, banyak kita temukan perbedaan pendapat para ulama dalam menyikapi suatu permasalahan, banyak kita temukan perbedaan pendapat para ulama dalam menyikapi suatu permasalahan , perbedaan tersebuut menimbulkan perbandingan hasil ijtihad para fuqaha tersebut dikenal dengan istilah “Perbandingan Madzhab”. Perbandingan madzhab adalah mengumpulkan pendapat para imam mujtahid dengan dalil-dalilnya tentang suatu masalah yang diperselisihkan, kemudian membandingkan dalil-dalil tersebut satu sama lainnya, agar setelah didiskusikan tampak pendapat mana yang terkuat dalilnya. Perbandingan madzhab, perekembangan, manfaat, dan sebab-sebab perbandingan madzhab serta contoh-contohnya. Buku ini membahas tentang makna dan objek perbandingan madzhab, perkembangan, manfaat, dan sebab-sebab perbandingan madzhab serta contoh-contohnya. Tujuan dari buku ini adalah untuk memudahkan para pembaca dan juga mahasiswa ( khususnya program studi Syari’ah Islamiyyah) dalam mengetahui pendapat-pendapat para imam madzhab dalam berbagai masalah yang diperselisihkan hukumnya disertai dalil-dalil atau alasan yang dijadikan dasar bagi setiap pendapat dan cara istinbath dari dalilnya oleh mereka.

Di dalam hukum islam, banyak kita temukan perbedaan pendapat para ulama dalam menyikapi suatu permasalahan, banyak kita temukan perbedaan pendapat para ulama dalam menyikapi suatu permasalahan , perbedaan tersebuut menimbulkan perbandingan ...

Studi Ulumul Qur'an

Buku ini di ditulis secara ilmiah, juga disusun menyesuaikan kurikulum mata kuliah ulumul Qur’an dengan beberapa pengembangan analis terkait pembahasan pada setiap bab. Perlu diketahui bahwa lahirnya buku ini, pada hakekatnya, sebagai salah satu usaha sungguh-sungguh dalam merekonstruksi arah pemahaman dan pengkajian al-Qur’an secara utuh. Diharapkan dengan terbitnya buku ini, selain mendukung keberadaan ilmu tafsir dalam sistem keilmuan, juga dapat memperluas wawasan keilmuan sehingga memudahkan bagi setiap orang melaksanakan tugas kemanusiaannya, mengkaji dan meneliti al-Qur’an dalam menghadapi era baru di abad ke-21 ini, untuk menjadikan abad ini sebagai abad Qur’ani, serta dapat menjadi bahan referensi dalam peningkatan kualitas SDM, terutama dalam kajian sumber (al-Qur’an dan hadis) yang mutlak diperlukan dalam membangun masyarakat madani.

... hadis, yang kelihatannya bertentangan, dilakukan juga oleh ulama hadis, khususnya dalam bidang yang dinamakan mukhtalif al-hadits. Sikap ulama dalam hal ini berbeda-beda. Abu Hanifah dan penganut mazhabnya menolak sejak dini hadis yang ...