Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak. Keluarga sebagai wahana utama dalam memberikan pengasuhan kepada anak berperan penting untuk membangun karakter bangsa yang mulia. Keluarga dituntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Bermula dari keluarga, anak akan membentuk karakternya. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu dan anak. Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta karakter manusia. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan. Rendahnya keterlibatan ayah dalam hal pengasuhan anak di dalam keluarga erat kaitannya dengan kondisi pekerjaan ayah. Peran ayah dalam keluarga, khususnya dalam hal pengasuhan anak pada era saat ini menjadi sangat penting guna mendukung sang ibu. Pentingnya peran ayah dalan proses tumbuh kembang anak juga direkomendasikan UNICEF. Dukungan ayah sangat penting dalam membentuk karakter psikologi danprestasi anak di sekolah. Peran ayah selama ini dinilai kurang, padahal anak perlu pengawalan ayah untuk melindungi dari dinamika lingkungan.
With the rapid diffusion of the Internet worldwide, there has been considerable interest in the e-potentials of developing countries giving rise to a 1st generation of e-Readiness studies. Moreover, e-Readiness means different things to different people, in different contexts, and for different purposes. Despite strong merits, this first generation of e-Readiness studies assumed a fixed, one-size-fits-all set of requirements, regardless of the characteristics of individual countries, the investment context, or the demands of specific applications. This feature obscures critical information for investors or policy analysts seeking to reduce uncertainties and/or make more educated decisions. But there is very little known about e-Readiness for e-Banking. In particular, based on lessons learnt to date and their implications for emerging realities of the 21st century, we designed and executed a research project with theoretical as well as practical dimensions to answer the question of e-Readiness for What, focusing specifically on e-Banking, based on the very assumption that one size can seldom, if ever, fit all. We propose and develop a conceptual framework for the "next generation" ereadiness - focusing on different e-Business applications in different economic contexts with potentially different pathways - as well as a data model - to explore e-Readiness for e-Banking in ten countries. Keywords: e-readiness assessment, value-creation opportunities, e-Banking, banking, pathways, profiles, leapfrogging.
This feature obscures critical information for investors or policy analysts seeking to reduce uncertainties and/or make more educated decisions. But there is very little known about e-Readiness for e-Banking.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model pengembangan karakter toleran efektif dapat meningkatkan kesadaran bertoleransi siswa. Para guru pada umumnya memiliki kompetensi untuk bisa menyampaikan pembelajaran IPS menggunakan model pengembangan karakter toleran ini. Hal ini dibuktikan oleh kenaikan prestasi hasil belajar siswa dan suasana kelas yang kondusif menyenangkan bagi siswa selama pembelajaran berlangsung. Suasana kelas yang kondusif mencerminkan bahwa perangkat pembelajaran dapat diterapkan oleh guru dengan baik dan pembelajaran menggunakan model yang dikembangkan ini menjadi lebih menarik. Keunggulan model ini adalah pada tujuan pembelajaran, di mana aspek afektif menjadi target utama, aspek kognitif dan aspek psikomotor menjadi faktor pendukung
Bagi kebanyakan wirausahawan, mendapatkan ide untuk membuka suatu bisnis tidaklah sulit. Akan tetapi, keberhasilan usaha membutuhkan lebih dari sekadar gagasan bisnis yang bagus. Suatu ide bisnis haruslah diikuti dengan melakukan analisis kelayakan untuk menentukan apakah ide tersebut dapat diubah menjadi suatu usaha yang realistis dan berkelanjutan. Analisis kelayakan (feasibility analysis) adalah proses menentukan apakah suatu ide bisnis yang baru dapat bertahan menjadi sebuah usaha yang sukses. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ide bisnis tersebut layak diwujudkan atau tidak. Jika ide bisnis tersebut tergolong layak, maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana bisnis yang solid (unggul) untuk mengeksploitasi ide tersebut.
Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi, neraca (laporan posisi keuangan) dan laporan arus kas. Perkiraan yang dibuat harus mencakup ...
Bahwa penyiaran Islam di Indonesia itu dilakukan dengan cara damai . 6. Bahwa
kedatangan Islam ke Indonesia itu membawa kecerdasan dan peradaban yang
tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia . 7. Bahwa sebuah ...
... Mataram dan Majapahit yang meninggalkan sisa - sisa peradaban yang
bercorak keagamaan Hindu dan Budha . ... di berbagai daerah di Indonesia telah
tumbuh kerajaan - kerajaan lokal yang bercorak Islam , yang memberi ciri - ciri ...
Sejarah Ringkas Penganjur Agama Islam di Sinjai , Naskah 1981 , Selayang
Pandang Sejarah Perkembangan icrajaan ... Depërtener Pendidikan dan
Kebudayaan , Muttalib Abd . Drs , Laporan Pengumpulan moto Zenin salan
Sejarah dan ...