Sebanyak 41895 item atau buku ditemukan

Budaya, Politik, dan Media

Budaya, Politik, dan Media tersusun dari keinginan membagi-bagikan cerita ringan bersumberkan hasil riset atau data saat penulisnya berkesempatan menggarap berita, news feature, kolom, artikel, atau film dokumenter, antara 1996 hingga 2012. Setelah itu, ia mencoba menganalisis berbagai masalah itu menurut berbagai sudut pandang.

Budaya, Politik, dan Media tersusun dari keinginan membagi-bagikan cerita ringan bersumberkan hasil riset atau data saat penulisnya berkesempatan menggarap berita, news feature, kolom, artikel, atau film dokumenter, antara 1996 hingga 2012.

KOMUNIKASI POLITIK : Demokrasi, Media Massa, dan Pemilihan Umum di Indonesia

Buku ini terdiri dari 5 (lima) Bab. Bab pertama membahas tentang definisi Komunikasi Politik secara umum. Ditambah peran dan fungsi dari komunikasi politik itu sendiri. Proses alur komunikasi politik dijalankan, peran partisipan, saluran (channel) yang dipakai, sampai bagaimana pengaruh yang diakibatkan dari alur proses komunikasi politik itu dijalankan. Bab kedua membahas tentang Demokrasi yang dijalankan dan ditetapkan di Negara Indonesia. Mahasiswa akan di perkaya akan bahasan apa itu demokrasi normatif dan empirik, peran dan fungsinya seperti apa, faktor pendorong dan penghambat berdemokrasi, serta format yang terbaik buat Negara Indonesia.

Buku ini terdiri dari 5 (lima) Bab.

Politik Ruang

Spasialitas dalam Konsumerisme, Media, dan Governmentalitas

Krisis yang tak kunjung jelas ujungnya, seperti Pandemi Covid-19, memaksa orang meninggalkan beragam ruang dan sekaligus menciptakan ruang-ruang baru dalam kehidupan sehari-harinya. Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang. Namun, ruang virtual yang ditopang oleh teknologi media digital seketika marak dan ramai dikunjungi. Apapun situasinya, ruang dan praktik keruangan memang terus bergerak dinamis dengan segala kelindan relasi, baik ekonomi, sosial, maupun politik. Buku ini merupakan upaya untuk menjelaskan bagaimana ruang didesain, dioperasikan, diregulasi, dipermainkan, dan sekaligus dikontestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan teori dan perspektif ruang yang sering digunakan dalam ranah Kajian Budaya dan Media, buku ini menyajikan beragam isu kontemporer tentang ruang dan praktik keruangan dalam bingkai konsumerisme, kapitalisme digital, dan politics of everyday life. Teori produksi ruang sosial dari Henri Lefebvre, Michel Foucault dengan ruang heterotopia, ruang publik dari Juergen Habermas, serta gagasan konsumsi ruang dan gaze dari John Urry tersaji dalam buku ini. Teori George Ritzer tentang McDonaldisasi, gagasan Stuart Hall tentang Encoding/Decoding, strategi dan taktik dari Michel de Certeau, serta psikoanalisis Freudian maupun Lacanian juga ikut memperkaya kajian tentang ruang konsumsi, ruang media dan ruang politik yang terangkum dalam buku ini.

Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang.

Konflik Politik Identitas

Pergumulan Politik, Agama dan Media Dari Pilkada DKI 2017 Hingga Pilpres 2019

Politik identitas mengalami ledakan dahsyat di Pilkada DKI tahun 2017. Prima causanya dipicu pernyataan dari Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 51. Yang kemudian menyulut reaksi berbagai kalangan yang juga bernuansa politik identitas. Sehingga menimbulkan konflik, friksi, polarisasi, provokasi, penolakan kampanye dan sebagainya. Pilkada serentak 2018 dan terutama Pilpres 2019, sebagai suatu isu, politik dientitas mengalami kemerosotan. Tetapi sebagai praktik dan strategi kampanye, justeru mengalami penguatan. Boleh dikatakan, hampir semua calon presiden dan tim kampanye menerapkan politik identitas. Luar biasanya, dinamika politik identitas tetap terkendali dan nyaris tanpa menimbulkan konflik tajam. Buku ini mencoba mendeskripsikan dan mengalanisis secara kritis konflik politik identitas di Pilkada DKI 2017, Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 dari perspektif peraturan perundangan Pemilu, politik, agama serta fenomena cengkraman oligarki yang menguasai media dan partai politik. Karenanya, buku ini layak dibaca oleh mereka yang tertarik dengan isu-isu demokrasi elektoral.

Buku ini mencoba mendeskripsikan dan mengalanisis secara kritis konflik politik identitas di Pilkada DKI 2017, Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 dari perspektif peraturan perundangan Pemilu, politik, agama serta fenomena cengkraman ...

Membangun Legacy

10P Untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik

Berdasarkan pengalamannya, ikut memenangkan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai presiden di tahun 2004, dan Partai Golkar juara kembali di tahun 2004, Denny JA, melobi Partai Golkar di tahun 2005. Maka politik pemilihan umum (pemilu) pun berubah. Untuk pertama kalinya, di tahun 2005 itu partai politik menandatangani kerja sama dengan lembaga survei dan konsultan politik, (Lingkaran Survei Indonesia/LSI Denny JA) menjaring 200 calon kepala daerah untuk menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung pertama di Indonesia. Selanjutnya, tradisi partai politik menggunakan lembaga survei dominan hingga hari ini. Di tahun 2020, 17 tahun sudah Denny JA menjadi praktisi konsultan politik dan lembaga survei. Ia tak hanya mendapat penghargaan TIME MAGAZINE, dan memecahkan rekor dunia World Guinness Book of Record, dan penghargaan dari Twitter Inc. Denny JA juga sudah ikut memenangkan seluruh pemilu presiden langsung (4 kali berturut-turut), 33 gubernur dan 95 bupati/walikota. Denny JA dan LSI juga menorehkan semua rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk quick count paling akurat, paling cepat, prediksi banyaknya survei paling akurat yang diiklankan sebelum pemilu/pilkada, juga rekor banyaknya berita headline koran nasional halaman satu. Kini telah datang era itu. Denny JA merenungkan kiprahnya selaku ‘The Founding Father’ konsultan politik Indonesia. Ia pun menyumbangkan teori baru dalam marketing politik, yang dirumuskan dalam 10P. Menurut Denny JA, seorang pemimpin tak cukup hanya menang pemilu, dan menjadi pejabat. Ia harus pula membuat legacy, menyumbangkan “batu bata” bagi dinding pertumbuhan masyarakatnya.

Denny JA juga sudah ikut memenangkan seluruh pemilu presiden langsung (4 kali berturut-turut), 33 gubernur dan 95 bupati/walikota.

Politik yang Mencari Bentuk

Kolom di Majalah Catra

Tulisan-tulisan Denny J.A, terutama di bagian pertama dan keempat buku ini merupakan sumbangan dan respons atas gairah politik pada periode akhir kekuasaan Soeharto itu. Melalui aneka peristiwa dan isu politik, baik yang terjadi di Tanah Air maupun di negeri lain, penulis mencoba menawarkan sejumlah proposal visi ke arah perubahan dan inovasi politik. Banyak pemikiran, ide, dan usulan yang dikandung dalam tulisan-tulisan ini kemudian, di era reformasi, menjadi bagian dari praktek politik. Di tahun 1996 misalnya, penulis, merujuk pada pengalaman Pemilu 1996 di AS, sudah mengingatkan tentang perlunya mengatur sumbangan uang untuk partai politik. Di tahun yang sama, penulis juga sudah mengusulkan perlunya politik Indonesia mengadopsi debat publik sebagai salah satu mekanisme untuk memperkuat kualitas proses politik, terutama dalam konteks pemilihan presiden. Pada pemilu 2004, praktek ini sudah menjadi paket dari proses Pemilu Presiden. Fakta-fakta ini sekadar ilustrasi tentang visi perubahan yang dimiliki penulis.

Tulisan-tulisan Denny J.A, terutama di bagian pertama dan keempat buku ini merupakan sumbangan dan respons atas gairah politik pada periode akhir kekuasaan Soeharto itu.