Sebanyak 17979 item atau buku ditemukan

Paradigma Sains Integratif al-Farabi

Pendasaran Filosofis bagi Relasi Sains, Filsafat, dan Agama

Penulis buku ini berhasil mengekstrak pemikiran al-Farabi yang menawarkan sains integratif sebagai solusi dalam memperbaiki celah-celah sains modern yang cenderung sulit mengapresiasi ide-ide yang berhubungan dengan sesuatu yang metafisik. Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam. Gagasan keesaan ini telah mengikat setiap bentuk dan struktur pemikiran sains al-Farabi, baik pada tataran ontologis, epistemologis, kosmologis, metodologis, maupun aksiologis. Rumusan penting dari prinsip ini adalah semakin menyatu dan terintegrasi suatu tatanan atau realitas, maka jaring-jaring kehidupan akan semakin harmoni. Sebaliknya, semakin disintegrasi suatu tatanan, maka jaring-jaring kehidupan akan mengalami kekacauan dan kehancuran. *** Buku ini sangat bermanfaat bagi setiap pecinta ilmu pengetahuan, akademisi, dan mahasiswa filsafat, terutama mahasiswa filsafat Islam, bukan hanya karena penulisnya berhasil menyampaikan dengan sistematik pemikiran al-Farabi terkait dengan gagasan integrasi ilmu, tetapi juga karena relevansi pemikiran-pemikiran al-Farabi untuk menjawab beberapa isu epistemologis yang sangat penting dan sangat kita butuhkan hari ini. —Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Dosen Filsafat Islam UIN Jakarta & Universiti Brunei Darussalam Dijuluki 'Guru Kedua' (setelah Aristoteles), al-Farabi merupakan figur krusial awal yang menyiapkan 'panggung' untuk banyak filsafat Islam selanjutnya, khususnya pada aliran Peripatetik. —Peter S. Groff dalam Islamic Philosophy A—Z Meskipun doktrin al-Farabi adalah sebuah refleksi Abad Pertengahan, ia tetap mengandung beberapa gagasan moderen, bahkan kontemporer. Al-Farabi menyukai sains, membela eksperimentasi, dan menyangkal ilmu nujum dan astrologi... Dia memuliakan akal pada tingkat yang sangat suci, sehingga dia didorong melakukan pendamaian akal dengan tradisi, sehingga filsafat dan agama pun bisa sejalan, selaras. —Ibrahim Madkour, PH.D. dalam A History of Muslim Philosophy

Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam.

Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?(QS. al-Dzâriyât: 20–21). Sejak pertama kali turun pada empat belas abad silam, Al-Quran tak menyebut diri sebagai kitab ilmiah. Namun, ia memuat isyarat-isyarat ilmiah yang kemudian hari ditegaskan dan dijabarkan oleh temuan-temuan ilmiah modern. Buku ini memaparkan ayat-ayat sains, kesehatan, dan alam semesta. Penafsiran ilmiah dan temuan-temuan ilmiah terkait ayat-ayat ter­sebut menguatkan bahwa Al-Quran tidak mungkin bertentangan dengan ilmu pengetahuan. "Tak hanya lengkap, sistematis, dan bahasa yang mudah dicerna, karya ini menjelaskan setiap tema secara logis. Informasi-informasi ilmiah dalam buku ini bukanlah pembenaran ayat-ayat Al-Quran, melainkan penegasan bahwa keselarasan Al-Quran dengan sains modern adalah niscaya. Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta" (Serambi Group)

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.

Dimensi Sains Al-qur'an

Ideologi itu membatasi filsafatnya dalam menafsirkan fenomena alam , fenomena
manusia , dan fenomena sosial hanya pada ... Islam memberikan landasan yang
tetap kepada umat manusia di segala zaman untuk tumbuh dan berkembang ...

Hadits-Hadits Sains

“Hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. mengandung fakta-fakta sains yang tidak pernah tersentuh oleh ilmu pengetahuan, kecuali setelah diturunkannya wahyu dalam bentuk ayat-ayat atau melalui hadits-hadits Nabi empat belas abad yang lalu.” —Mahir Hasan Mahmud Muhammad, penulis buku Mukjizat Kedokteran Nabi. Sebagaimana al-Qur'an, hadits terbukti memuat pula informasi tentang sains dan teknologi. Berita-berita tentang sains dan teknologi yang ada di dalam hadits itu biasanya disebutkan secara tersirat dalam berbagai penjelasan tentang akidah dan keimanan. Itulah sebabnya, isi dan ajaran yang terdapat di dalam hadits akan selalu selaras dengan perkembangan zaman. Dalam buku ini, ada lebih dari lima belas hadits yang kemudian kebenaran kandungannya dibuktikan oleh sains. Selain itu, diulas pula beberapa kisah ilmuwan non-muslim yang memutuskan untuk memeluk Islam setelah meneliti beberapa kandungan hadits dari kaca mata sains. Karena itu, segeralah miliki buku ini, dan temukan bukti-bukti sains atas hadits-hadits Nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana al-Qur'an, hadits terbukti memuat pula informasi tentang sains dan teknologi.

Membela Islam, Membela Kemanusiaan

istilah "Aksi Bela Islam" mendadak populer dalam kosa-kata gerakan politik-keagamaan kontemporer di Indonesia. Istilah ini merupakan mantra ampuh untuk memobilisasi dukungan umat Islam dalam merespons isu-isu sosial dan politik aktual yang dianggap berkaitan dengan nasib dan kepentingan umat Islam. Tidak ada yang salah dengan inisiatif aksi solidaritas atas dasar persamaan keyakinan. Yang penting dipahami, memperkuat solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) tidak boleh menegasikan solidaritas kebangsaan yang majemuk (ukhuwah wathaniah) dan solidaritas kemanusiaan (ukhuwah basyariah). Klaim "Aksi Bela Agama" bukanlah monopoli kelompok keagamaan tertentu. Pembelaan terhadap agama Islam hendaklah berpijak pada kepentingan menjaga hak-hak umat Islam yang selaras dengan bangunan politik kebangsaan yang inklusif dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan. Komitmen membela Islam akan sukar diterima jika aktualisasinya justru mengancam nilai-nilai keadaban, kebinekaan, dan kemanusiaan. Semangat membela Islam akan kehilangan esensinya apabila mengarah pada otoritarianis Buku ini tak hanya memotret tantangan peradaban Islam di Indonesia masih diliputi problema tafsir teks yang kaku, tetapi juga menambah perspektif optimistik bahwa Islam memayungi kemajemukan budaya dan menyuarakan keadilan. Penulis sangat cerdas menyajikannya dalam bahasa yang populis sehingga renyah untuk dicerna" -Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI "Fajar Riza Ul Haq terus berusaha mencari mediasi-antara lain melalui tulisan-tulisannya-untuk mendorong transformasi sosial menuju Indonesia yang semakin adil dan sejahtera." -Mgr. Ignatius Suharyo Pr, Uskup Agung Jakarta "Karya ini patut dibaca bukan saja oleh kalangannya sendiri, tetapi juga oleh publik Indonesia umumnya. Sebagai seorang intelektual-aktivis, penulisnya punya jaringan luas yang merupakan modal tambahan bagi bobot karyanya. Sebagai Muslim, penulis menunjukkan sikap kritisnya terhadap umat Islam yang jauh dari idealisme Islam tentang persatuan umat." -Ahmad Syafii Maarif, Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah [Mizan, Mizan Publishing, Wacana, Islam, Indonesia, Fiksi, Agama, Polittik]

Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan.

Khazanah Intelektual Islam

“Buku Khazanah Intelektual Islam, suntingan Prof Nurcholish Madjid, kini sudah menjadi klasik. Pertama kali diterbitkan pada 1984, karya ini tetap relevan untuk memahami intelektualisme Islam; tidak hanya di masa silam, tapi juga dewasa ini dan masa depan. Dengan kandungannya yang mencakup berbagai tokoh terkemuka pemikir Islam yang mewacanakan pemikiran sejak dari kalam, filsafat, tasawuf, sampai sosial-politik, karya ini menjadi bacaan wajib setiap dan seluruh mereka yang ingin memahami khazanah pemikiran Islam. Karya monumental ini sepatutnya menjadi inspirasi untuk menggali lebih dalam dan lebih luas khazanah intelektual lain, termasuk khazanah intelektual Islam Indonesia.” Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE Guru Besar Sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta “Agama tidak hanya bersifat ilahi, melainkan juga merupakan fenomena sosial historis. Demikian pesan penting buku ini yang melihat agama dengan perspektif filosofis. Dalam konteks tersebut, tidak diragukan lagi, Nurcholish Madjid adalah pionir yang membukakan jalan bagi tumbuhnya pemikiran filosofis, rasional dan humanis di kalangan generasi muda intelektual Islam di Indonesia. Buku ini sangat perlu dibaca mengingat semakin kuatnya kecenderungan menjauhkan pemikiran filosofis dan rasional dari agama. Dengan memahami agama secara filosofis dan rasional, masyarakat terdorong untuk lebih bersifat toleran, inklusif dan humanis sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.” Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, M.A. Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) “Hingga kini mungkin tak seorang pun intelektual Muslim Indonesia yang telah mewariskan api dan cahaya peradaban Islam sejernih dan sekomprehensif Nurcholish Madjid dalam korpus karya-karyanya. Buku Khazanah Intelektual Islam ini adalah bagian integral darinya. Hutang akal-budi mayoritas bangsa kita kepada Cak Nur sungguh tak terkira.” Prof. Dr. Mochtar Pabottingi Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) “Saya membaca buku ini pertama kali waktu saya masih menjadi santri di Pati, Jawa Tengah. Terus terang, ini adalah salah satu buku penting yang membentuk pikiran dan pemahaman saya atas Islam. Melalui buku ini, saya menjadi “melek” untuk pertama kali atas kekayaan pengetahuan yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim di masa klasik dulu. Melalui buku ini, saya belajar bahwa Islam bukan sekadar akidah dan ritual saja, melainkan juga peradaban pemikiran yang begitu agung dan menakjubkan. Buku ini, menurut saya, menjadi kian relevan lagi hari-hari ini, di era ketika menjadi Muslim bagi sebagian kalangan identik dengan tindakan menutup diri secara pemikiran dan membenci keragaman.” Ulil Abshar Abdalla Pengampu Ngaji Ihya’ Ulumuddin

Buku Khazanah Intelektual Islam ini adalah bagian integral darinya. Hutang akal-budi mayoritas bangsa kita kepada Cak Nur sungguh tak terkira.” Prof.

Islam liberal

sejarah, konsepsi, penyimpangan, dan jawabannya

Arguing pro and con on Liberal Islam according to Indonesian Muslim intellectuals engaged with the issues of global modernity.

Arguing pro and con on Liberal Islam according to Indonesian Muslim intellectuals engaged with the issues of global modernity.

Muhammadiyah & politik Islam inklusif

Role of Muhammadiyah on politics of Islam in Indonesia; festschrift in honor of 70th anniversary of Ahmad Syafii Maarif; collection of articles.

NIVERSITY OF MICHIGAN LIBRARIES Oleh karena itu , upaya beberapa kalangan di Muhammadiyah dewasa ini yang kerap mengkampanyekan dialog antaragama , perdamaian , dan Islam moderat perlulah kiranya disambut dengan antusias .