Sebanyak 494 item atau buku ditemukan

Melawan stigma melalui pendidikan alternatif

Kami telah mencoba bereksperimen membuka pelayanan pendidikan informal
dengan menyelenggarakan " rumah terbuka ” sederhana dan di beberapa lokasi
pinggir Kali Ciliwung , di Jakarta , antara lain , di Poncol , Manggarai , dan Bukit ...

JARINGAN HABÂIB DI PULAU JAWA ABAD 20 (Studi Integrasi Islam dan Budaya Lokal dalam Bingkai Islam Nusantara)

Sejarah pertumbuhan jaringan antara para penuntut ilmu dari Nusantara dengan banyak ulama Timur Tengah, khususnya Haramayn, melibatkan proses-proses historis yang amat komplek. Jaringan murid-guru yang tercipta di antara kaum Muslim-baik dari kalangan penuntut ilmu maupun Muslim awam umumnya di antara kedua kawasan Dunia Muslim ini-merupakan buah dari interaksi yang panjang di antara wilyah Muslim di Nusantara dan Timur Tengah.

Sejarah pertumbuhan jaringan antara para penuntut ilmu dari Nusantara dengan banyak ulama Timur Tengah, khususnya Haramayn, melibatkan proses-proses historis yang amat komplek.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Dakwah IAIN Pontianak Tahun 2017

Revitalisasi Dakwah Pinggiran: Penguatan Profesionalitas Da’i dan Infrastruktur Dakwah

Nawacita Pemerintah Republik Indonesia 2014-2019, sesungguhnya sangat menarik untuk dikembangkan dalam dakwah Islam. Mengingat kondisi umat Islam saat ini di Indonesia yang cenderung menurun secara kuantitas, bahkan mungkin juga kualitasnya. Sembilan point yang diprioritaskan dalam ‘Nawacita’ pemerintah, pada dasarnya merupakan point-point yang harus menjadi perhatian umat Islam. Salah satu point penting dalam program ini adalah point ke-3, yaitu: “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan”. Terkait dengan masalah dakwah, “Dakwah Pinggiran” adalah sebuah konsep dakwah yang berorientasi pada aksi nyata di masyarakat yang sulit dijangkau. Kata “Pinggiran” di sini dikonotasikan dalam dua makna, yaitu: pertama makna yang bersifat geografis dan kedua makna yang bersifat sosiologis. Secara georafis, umat Islam tersebar di mana-mana, bahkan lebih banyak yang berada di pelosok desa. Akan tetapi sampai sejauh ini, keberadaan mereka belum tersentuh oleh para da’i profesional dan infrastruktur yang baik. Sementara secara sosiologis, tidak sedikit umat Islam yang terpinggirkan di tengah gemerlapnya kehidupan perkotaan. Akibatnya, banyak umat Islam di Indonesia yang mengalami proletarianisme secara sistematis terstruktur. Angka statistic dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu per-sepuluh tahun, prosentase umat Islam Indonesia turun rata-rata 1,14 % dalam 30 tahun terakhir. Hal ini tidak sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang rata-rata sebesar 1,49 % pertahun. Kondisi ini diperparah oleh masifnya gerakan stigmatisasi Islam dari berbagai penjuru dunia, yang menempatkan Islam sebagai “common enemy” yang harus dibasmi. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Negara-negara Eropa (yang penduduknya banyak yang mengalami Islamophobia), justru pertumbuhan umat Islam meningkat luar biasa. Seperti dilansir oleh Oasemuslim.com, bahwa pada tahun 2010 total penduduk Muslim di Eropa mencapai 6% dari 3 dekade sebelumnya (1990) yang hanya 4% saja. Bahkan diproyeksikan akan bertambah menjadi 8% lebih pada tahun 2030 mendatang. Ironisnya, Indonesia yang dikenal sebagai Negara Muslim terbesar dunia, justru mengalami penurunan dalam kuantitasnya. Persoalan penurunan kuantitas ini, bukan tidak mungkin disebabkan oleh degradasi atau sekadar stagnasikualitas para da’i/daiyah yang terjadi di dalam, sehingga dakwah Islam tidak berkembang dengan baik di negeri ini. Sehingga, hal ini perlu diselesaikan segera oleh umat Islam, baik secara individu maupun secara kelembagaan. Dalam rangka mengangkat kembali posisi umat Islam di mata dunia dan masyarakat Indonesia, diperlukan sebuah upaya bersama yang sistematis dan terstruktur. Cara yang ditawarkan di sini terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu: 1) menguatkan profesionalitas Sumber Daya Insani para Da’I/Daiah; dan, 2) membangun infrastruktur dakwah secara layak dan tertata.

Dengan semakin bertambahnya jumlah jamaah melalui proses ikrar Islam ... dan pembentukan lembaga keuangan syariah Baitul Maal wa Tamwil(BMT) Al Muhajirin.

Sistem komunikasi antarbudaya dan pengetahuan masyarakat Suku Anak Dalam di Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan

Sociocultural changes of Suku Anak Dalam, isolated ethnic group in Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan Province.

Setelah terjadinya perubahan tersebut pengaruh adat Jawa dan Islam rupanya mulai merasuk pada kebudayaan Suku Anak Dalam seperti diperingatinya kematian pada 3 , 7 , dan 40 hari atau mayat mulai ditanam . Hal itu tidak mengherankan ...

Komunikasi antar budaya dan hubungan yang harmonis

studi kolerasi tentang komunikasi antar etnis China dan non China di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, Kodya Medan : laporan penelitian

MODUL BERSEPADU BAHASA ARAB INTERAKTIF

MODUL KURSUS BERSEPADU BAHASA ARAB INTERAKTIF UNTUK GURU

يحتوي على منهجٍ متكاملٍ لدورة تعليم اللغة العربية التفاعليَّة للمدرِّسين أعدَّه أساتذة اللغة العربية في مركز اللغة العربية بولاية سلانجور. ويحتوي المنهج على ستة أجزاء؛ وهي: منهج امتحان تحديد المستوى، وأربع مهارات لغوية أساسية (الاستماع، والكلام، والقراءة، والكتابة) بالإضافة إلى منهج خاصّ في استخدام تكنولوجيا المعلومات والاتصالات (ICT) في تعليم اللغة العربية. ويتضمَّن كلُّ مهارة على خطوات التدريس وموادّ دراسية مُصاحِبة (المرئية – الصوتية audio-video materials) وأنشطة لغوية متنوِّعة، بالإضافة إلى منهج خاصّ في استخدام تقنية المعلومات والاتصالات ICT لتعليم اللغة العربية. ترجو لجنةُ الإعداد أن يكون المنهج ذا فائدة قيِّمة واسعة، وأن يسدّ المنهجُ الثغرَ في عدم توفُّر منهج متكامل في إعداد المدرِّسين الأَكْفَاء في مجال تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها.

MODUL KURSUS BERSEPADU BAHASA ARAB INTERAKTIF UNTUK GURU
DR. JANUDIN SARDI, DR. MUALIMIN MOCHAMMAD SAHID, DEDEK FEBRIAN,
MOHAMED MUSTAFA IBRAHIM. » قراءة المدرّس ما على السبورة والتلاميذ يلاحظون.