Sebanyak 21231 item atau buku ditemukan

Media, Kebudayaan, dan Demokrasi

Dinamika dan Tantangannya di Indonesia Kontemporer

Perkembangan dan dinamika pascareformasi dalam konteks politik, demokrasi, dan budaya merupakan topik yang memperoleh perhatian tersendiri, khususnya dalam bidang komunikasi, politik, dan sosiologi. Kesadaran kita sebagai individu, masyarakat, dan warga negara tidak lepas dari pengaruh media. Perkembangan teknologi dan beragamnya informasi, turut membentuk dan mewarnai berbagai relasi sosiokultural dan politik. Media kian lekat dengan kehidupan, bahkan turut terlibat dalam internalisasi nilai-nilai di masyarakat. Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang menaruh minat dalam mengkaji tentang keterkaitan antara media, kebudayaan, dan demokrasi.

Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang menaruh minat dalam mengkaji tentang keterkaitan antara media, kebudayaan, dan demokrasi.

Lesbumi ; Strategi Politik Kebudayaan

Dari buku ini kita akan di temukan dengan tiga tokoh yang menjadi tembok pertahanan Lesbumi yakni, Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail. Tiga serangkai ini menampilkan diri sebagai role model seniman muslim. Mereka mengolah gerakan Lesbumi sebagai sebah gerakan yang humanis dan religius. Inilah yang menjadikan Lesbumi tidak dapat digempur oleh PKI lewat Lekra di dalam lembaga kesenian. Hal ini yang membedakan antara Lesbumi dengan lembaga kesenian lainnya, yakni dengan kentalnya religiutas dan intelektualitas. (hlm:159) Jika dicermati, sebenarnya buku ini terdiri dari tiga tema. Pertama, menerangkan tentang historisitas Lesbumi. Kedua, menerangkan posisi Lesbumi dalam polemik tentang seni-budaya. Ketiga, Lesbumi di jadikan sebuah arena dakwah dalam persepektif kebudayaan. Dari ketiga tema itu, kita dapat simpulkan adanya sinergisitas antara history, politik kebudayan Lesbumi sendiri dan goal institusi ini yakni, progess dalam peradaban kebudayaan. Benar saja, jika politik kebudayaan Lesbumi mempunyai peran yang signifikan di kehidupan politik, sosial dan seni-budaya masyarakat Indonesia. (hlm:203) Tak pelak jika hadirnya buku ini menjadikan referensi kita membangun pemikiran perkembangan kebudayaan Indonesia. Dengan mengingat kembali sejarah yang terlupakan sebagai pandangan serta pelajaran dalam membangun kembali lembaga kebudayaan, antisipasi masalah kebudayaan yang timbul akan teratasi. Kebudayaan tidak hanya untuk para seniman atau budayawan saja, tetapi untuk kebaikan bersama serta investasi keilmuan bangsa menghadapi modernisasi dan globalisasi.

Dari buku ini kita akan di temukan dengan tiga tokoh yang menjadi tembok pertahanan Lesbumi yakni, Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail.

Kebudayaan Arab

Bahasa Arab, Tarian Gelek, Senarai Kata Pinjaman Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Dan Bahasa Indonesia, Masakan Arab

Source: Wikipedia. Pages: 29. Bab: Bahasa Arab, Tarian gelek, Senarai kata pinjaman dari bahasa Arab dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, Masakan Arab, Bahasa Arab Klasik, Kopi, Mitologi Arab, Arabes, Bahasa Arab Mesir, Jambia, Bahasa Hass?n?ya, Wikipedia Bahasa Arab, Laila dan Majnun, Lam takrif, Tatabahasa bahasa Arab, Malak, Nafir, Mad. Petikan: Bahasa Arab (Arab: ? ? ditransliterasikan sebagai ), atau secara mudahnya Arab (Arab: ? ? ditransliterasikan sebagai ), merupakan sebuah bahasa terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah negara Arab Saudi. Bahasa ini berkait rapat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aramia. Bahasa Arab Moden telah dikelaskan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, manakala Bahasa Arab Piawai diketahui di seluruh Dunia Islam. Bahasa Arab Moden berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak sekitar abad ke-6. Skrip Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosa kata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropah. Semasa Zaman Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik, dan falsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropah turut meminjam banyak kata darinya. Istilah "Arab" mungkin merujuk samada kepada Kesusasteraan Arab () atau samada kepada pelbagai ditempatankan aneka Arab biasanya dipanggil "Bahasa Arab Basahan." Orang Arab memikirkan kesusasteraan Arab sebagai bahasa piawai dan cenderung untuk memandang segala yang lain sebagai hanya dialek. Kesusasteraan Arab (Arab: ? ? translit: al-lughatu'l-'arab?yyatu'l-fu? "Bahasa Arab yang paling fasih," kata Melayu "fasih" berasal dari akar kata Arab "fusha" ), merujuk kedua-dua bahasa media masa-kini sepanjang Afrika Utara dan Timur Tengah dan kepada bahasa ...

Source: Wikipedia.