Sebanyak 80 item atau buku ditemukan

Rekonstruksi Sejarah Indonesia

Pengantar : Ridwan Saidi Editor : Chamal Hamid Rekonstruksi Sejarah Indonesia sebuah buku yang mengoreksi penulisan mapan sejarah Indonesia yang didominasi mitos. Antara lain mitos tentang kerajaan Sriwijaya dan Tarumanagara yang sama sekali tanpa dukungan fakta dan data pembanding. Saidi menyayangkan fakta sejarah sejati tentang kerajaan Saparua yang menurut Mendez Pinto menjadi faktor stabilitas Asia Tenggara abad XVI M tak ditampilkan. Juga kehebatan kerjaan Pasuruan yangberhasil menghancurkan agresor Yahudi pada tahun 1539-1540 tak dimunculkan karena ketidaktahuan sejarahwan Indonesia. Saidi juga meluruskan arti teks prasasti- prasasti di Jawa yang kacau balau.

Pengantar : Ridwan Saidi Editor : Chamal Hamid Rekonstruksi Sejarah Indonesia sebuah buku yang mengoreksi penulisan mapan sejarah Indonesia yang didominasi mitos.

MEMAHAMI KARAKTERISTIK ANAK

Buku merupakan media pembelajaran dan sumber informasi yang paling penting dalam peradaban manusia.

Buku merupakan media pembelajaran dan sumber informasi yang paling penting dalam peradaban manusia.

Status Khuntsa Musykil sebagai Ahli Waris

Dalam buku ini penyusun sajikan tentang khuntsayang kemudian dipahami sebagai “orang dengan alat kelamin ganda” atau “orang dengan ketidakjelasan alat kelamin”. Salah satu permasalahan khuntsaadalah dalam hal menentukan hak waris atau kewarisanya, dan juga menjadikan persoalan kepada penetapan status hak memperoleh bagian warisnya.Islam . visebagai agama yang sangat tinggi menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, Islam mengkover kepentingan dasar manusia termasuk di dalamnya hak untuk mendapat keadilan bagi siapa saja. Termasuk dalam hal ini hak seorang khuntsamusykiluntuk mendapatkan warisan.Berdasarkan permasalahan tersebutpenyusuntertarik untuk mengkajinyaditinjau dari hukum Islam dan medis.

Dalam buku ini penyusun sajikan tentang khuntsayang kemudian dipahami sebagai “orang dengan alat kelamin ganda” atau “orang dengan ketidakjelasan alat kelamin”.

Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?

kau menggumam ketika bangun hari ini, Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu, yang buta, yang semakin mengeras ketika berusaha menangkap kata-katamu Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu tanpa menggunakan kosa-kata-Ku ketika hari tiba dan mengambil segala yang kauyakini milikmu kau memang tak merasa perlu tahu bahwa Aku bukan bagianmu, bukan milikmu, Sayang-Ku Surah Penghujan: Ayat 1-24 Sapardi Djoko Damono

kau menggumam ketika bangun hari ini, Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu, yang buta, yang semakin mengeras ketika berusaha menangkap kata-katamu Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu tanpa menggunakan kosa-kata-Ku ketika hari tiba ...

Blended

Eleven-year-old Isabella’s blended family is more divided than ever in this “timely but genuine” (Publishers Weekly) story about divorce and racial identity from the award-winning and New York Times bestselling author of Out of My Mind, Sharon M. Draper. Eleven-year-old Isabella’s parents are divorced, so she has to switch lives every week: One week she’s Isabella with her dad, his girlfriend Anastasia, and her son Darren living in a fancy house where they are one of the only black families in the neighborhood. The next week she’s Izzy with her mom and her boyfriend John-Mark in a small, not-so-fancy house that she loves. Because of this, Isabella has always felt pulled between two worlds. And now that her parents are divorced, it seems their fights are even worse, and they’re always about HER. Isabella feels completely stuck in the middle, split and divided between them more than ever. And she is beginning to realize that being split between Mom and Dad involves more than switching houses, switching nicknames, switching backpacks: it’s also about switching identities. Her dad is black, her mom is white, and strangers are always commenting: “You’re so exotic!” “You look so unusual.” “But what are you really?” She knows what they’re really saying: “You don’t look like your parents.” “You’re different.” “What race are you really?” And when her parents, who both get engaged at the same time, get in their biggest fight ever, Isabella doesn’t just feel divided, she feels ripped in two. What does it mean to be half white or half black? To belong to half mom and half dad? And if you’re only seen as half of this and half of that, how can you ever feel whole? It seems like nothing can bring Isabella’s family together again—until the worst thing happens. Isabella and Darren are stopped by the police. A cell phone is mistaken for a gun. And shots are fired.

Eleven-year-old Isabella’s blended family is more divided than ever in this “timely but genuine” (Publishers Weekly) story about divorce and racial identity from the award-winning and New York Times bestselling author of Out of My ...

Jurnal Ph.D. Mama

Buku yang sangat inspiratif! Bangsa Indonesia patut bangga memiliki para wanita pejuang yang ulet, cerdas, dan tangguh. Semua ini membuktikan bahwa perempuan mampu meski banyak hal menghalang. Kita perlu meningkatkan kebijakan publik dan pemihakan agar perempuan Indonesia dapat terus mampu memajukan dirinya dan ikut memajukan bangsa dan negara. –Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI. Ketika dewasa ini perempuan Indonesia makin dituntut untuk memiliki gelar akademis tertinggi untuk menempati berbagai jabatan publik dan menghadapi benturan dengan peranan mereka di dalam rumah tangga, para tokoh perempuan yang digambarkan dalam buku ini membuktikan bahwa dengan ketekunan, ketangguhan, kesabaran, dan kerja sama saling mengisi yang penuh pengertian bersama para suami masing-masing, mereka dapat berhasil mencapai kedua tuntutan itu. –Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI periode 2004-2009. Membaca tulisan-tulisan di buku Jurnal Ph.D. Mama ini, saya seperti menjenguk lagi perjalanan panjang saya sendiri. Benang merahnya sangat jelas: perempuan senantiasa menghadapi tantangan yang sangat khas ketika menjalani pendidikan doktoral di negeri asing. Stigma, ekspektasi sosial, budaya, dan agama yang melekat kuat dan tuntutan agar menyelesaikan pendidikan dengan baik, ditanggung secara bersamaan. Tetapi perempuan adalah makhluk yang asyik, tahan banting, dan selalu mengutamakan kebersamaan, karenanya perjalanan Ph.D. Mama senantiasa dikenang sebagai salah satu etape kehidupan yang mendewasakan, membanggakan, dan disyukuri. –Lily Yulianti Farid, Pendiri Makassar International Writers Festival. This book presents the struggles and joys of Indonesian women as they work towards achieving their aim: a Ph.D. The stories are often heart-wrenching, but in the end the struggle is worthwhile. –Lyn Parker, Professor of Asian Studies, The University of Western Australia.

This book presents the struggles and joys of Indonesian women as they work towards achieving their aim: a Ph.D. The stories are often heart-wrenching, but in the end the struggle is worthwhile. –Lyn Parker, Professor of Asian Studies, The ...

Foto Jurnalistik

"""Barangsiapa yang tersesat dalam rimba belantara fotografi jurnalistik Indonesia, segera temukan kunci wasiat untuk menguaknya—kunci yang mengantar kita ke ujung labirin dunia jurnalisme visual yang penuh rambu buram nan misterius. Buku ini menghamparkan peta jalan menuju oase fotografi jurnalistik yang disajikan dengan canggih dari catatan sejarah global dan di tanah air, baik ditinjau dari pendekatan teknis visual maupun kandungan profesionalnya. Kita berutang dahaga pengetahuan kepada Taufan, yang telah bersusah payah mengisi kelangkaan referensi jurnalisme fotografi Indonesia yang selama ini telah alpa dilakukan oleh para pelaku industri pers, yang raksasa sekalipun, di tanah air. — Oscar Motuloh, Galeri Foto Jurnalistik Antara Ini adalah sebuah buku paling komprehensif dan terkini yang mengupas tentang foto jurnalistik. Pembahasannya terstruktur dengan baik dan beralur rapi, sehingga memudahkan siapa pun untuk memahami soal wartawan foto dan foto jurnalistik. Sebaiknya buku ini menjadi buku wajib bagi dosen dan mahasiswa jurusan jurnalistik, serta referensi bagi siapa pun yang ingin tahu soal foto jurnalistik. — Beawiharta, Fotografer REUTERS Bacaan yang menarik, bermanfaat, dan wajib dibaca fotografer yang ingin terjun ke dunia foto jurnalistik secara total. Dengan pemaparan yang menyeluruh dan mendetail, buku ini memudahkan pembaca memahami seluk beluk dunia foto jurnalistik dan penerapannya di lapangan. — Agus Susanto, KOMPAS Ini buku keren! Karya jurnalis foto yang tak hanya piawai memotret tetapi juga cakap menulis buku tentang foto jurnalistik. Namanya Taufan Wijaya. — Eko Maryadi, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 2011-2014 Suatu riset yang tekun telah berhasil menghadiahkan buku ini kepada khalayak pelajar, mahasiswa, praktisi, dan pemerhati fotografi jurnalistik. Ini adalah bacaan yang bermanfaat, terutama kini, kala media sosial dan tren jurnalisme warga mengemuka, kala perkembangan teknologi dan evolusi media pemberitaan membuat peran fotografi jurnalistik sebagai pengantar berita dan cerita kembali diwacanakan. — Reynold Sumayku, National Geographic Indonesia Taufan Wijaya menerangkan kekuatan foto dalam jurnalisme—dari sejarah 1877 ketika satu harian New York pertama kali menggunakan foto sampai 2010 ketika seorang fotografer dengan jeli merekam Gayus Tambunan, seorang terpidana yang tengah ditahan di Jakarta namun bisa menyaksikan pertandingan tenis di Bali. — Andreas Harsono, Yayasan Pantau"""

Ini adalah bacaan yang bermanfaat, terutama kini, kala media sosial dan tren jurnalisme warga mengemuka, kala perkembangan teknologi dan evolusi media pemberitaan membuat peran fotografi jurnalistik sebagai pengantar berita dan cerita ...

Karyamin's Smile (Versi Bahasa Inggris)

This short story collection contains 13 short stories by Ahmad Tohari which were written between 1976 and 1986. Like his previous works, in this collection Tohari stays true to his path and presents the village life as well as the daily struggles of the poor and innocent people. As what has been described in the “Foreword”, Tohari’s strength lies in the village setting which is rich with intricate details about the local plants and animals. Apart from that, Tohari’s style is clear, direct, and simple although his stories also apply strong metaphors and irony.

This short story collection contains 13 short stories by Ahmad Tohari which were written between 1976 and 1986.

The Last Crowd *Edisi Bahasa Inggris Dari Kerumunan Terakhir

A story of human confusion in the midst of a fast-changing digital era, when humans don’t have much chance to stop, look back, and contemplate. Moving from one crowd to another, from connecting to alienating, we flock to the future and leave the past behind. Technology has transformed human civilisation. Social network is the new world, where tremendous amount of time is spent running away from the harsh reality of life lled with defeat and absurdity. The novel portrays a young Generation Y, who lives in two worlds with blurring boundaries. Unable to distinguish what's real and what's virtual, Jayanegara falls into the trap of hope and illusion of cyberspace. As the rst Indonesian novel that explores the pressing issue of human existence in an era where modern technology consumes our existence, The Last Crowd cleverly unravels our deepest fears and desires: loneliness, isolation, and an innate obsession to be whoever we want to be on screens.

Social network is the new world, where tremendous amount of time is spent running away from the harsh reality of life lled with defeat and absurdity. The novel portrays a young Generation Y, who lives in two worlds with blurring boundaries.