Sebanyak 15 item atau buku ditemukan

Islam Moderat dan Isu-Isu Kontemporer

Buku ini diberi judul Islam Moderat dan Isu-isu Kontemporer karena artikel-artikel yang terdapat di buku ini menggambarkan pandangan penulis yang berada di tengahtengah, wasatiyyah, di dalam melihat persoalan-persoalan tersebut.Buku yang terdiri dari 8 bab ini adalah kumpulan dari tulisan saya yang pernah terbit, tetapi berserakan di berbagai tempat. Tujuh tulisan panjang berasal dari berbagai jurnal dan dua bab buku, serta 1 bab lagi berasal dari perdebatan di koran. Penerbitan buku ini didorong dari banyaknya orang yang berminat membaca artikel-artikel kami yang berserakan tersebut. Ini terlihat dari banyaknya orang yang mengunduh dan membaca artikel-artikel yang terdapat di dalam buku ini dari berbagai portal ilmiah. Dari sini, kami merasa berkepentingan menerbitkan artikel-artikel itu di dalam satu buku. Penerbitan buku ini juga dimaksudkan untuk mempermudah melihat pandangan-pandangan saya mengenai persoalan-persoalan ke-Islaman di kekinian waktu. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Akan tetapi, Hasan Hudaybi38 (18911973) dan Umar alTilmisani39 (19041986) menentukan kebijakan baru dengan mengambil jalan moderat. Mereka menolak penggunaan kekerasan di dalam jalan dakwah dan menghadapi keadaan politik Mesir saat itu.

Islam moderat dan isu-isu kontemporer

demokrasi, pluralisme, kebebasan beragama, non-Muslim, poligami, dan jihad

Issues on moderate Islam, social problems, and politics in Indonesia; collected articles.

MENUJU ISLAM MODERAT

Islam moderat atau Islam wasathiy atau wasathiyyah al-Islam adalah merupakan sifat lazimah yang melekat pada Islam, bukan sesuatu yang ditempelkan atau terpisah kemudian disambungkan ke Islam. Oleh karena itu, antara Islam dan wasathiyyah (moderat) itu sesuatu yang melekat, tertancap (embedeb), oleh karenanya kita tidak bisa mengambil mafhum mukhalafah (pengertian sebaliknya) dari kalimat ini. Misalnya ada Islam moderat berarti ada Islam yang tak moderat. Karena begitu sifat moderat ini hilang, maka sebenarnya Islam sudah kehilangan jati dirinya sebagai Islam. Wasathiyyah Islam ini seyogyanya mewarnai segala aspek keberislaman. Dimensi keberislaman idealnya selalu menampilkan wajah yang moderat. Yaitu pada aspek akidah, aspek akhlak tasawwufnya, aspek muamalahnya, dan aspek manhajnya (pola pikirnya). Keempat dimensi ini haruslah senantiasa mencerminkan ajaran dan impementasi ajaran yang moderat.

Islam moderat atau Islam wasathiy atau wasathiyyah al-Islam adalah merupakan sifat lazimah yang melekat pada Islam, bukan sesuatu yang ditempelkan atau terpisah kemudian disambungkan ke Islam.

ISLAM MODERAT

Islam dengan misi rahmatan lil’alamin yang diembannya sering kali dikontraskan antara idealisme ajarannya dengan realitas umatnya. Tak hanya itu, Islam juga sering didikotomisasi antara dimensi sakral dengan dimensi profan ajarannya; antara teosentris dengan antoposentris kandungannya; bahkan antara aspek religiositasnya yang paling asasi dengan perkembangan peradaban bangsa yang paling terkini. Buku ini mencoba merekonstruksi pemaknaan Islam sebagai agama samawi terakhir yang sempat terlahir di muka bumi ini. Kita menyadari, di tengah derasnya arus globalisasi dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini posisi Islam sering diperdebatkan. Apakah Islam harus takluk mengikuti irama perubahan yang niscaya atau sebaliknya, setiap perubahan mesti memiliki acuan formal berupa nilai-nilai mashlahah dalam ajaran suci? Kemunculan wahyu sebagai sumber inspirasi ajaran mempunyai nilai kebenaran mutlak dan absolut. Tetapi pemahaman terhadap teks wahyu itu sendiri bersifat nisbi dan relatif. Melalui kerangka pemahaman wahyu yang kreatif dan dinamis (istinbath) diharapkan Islam dapat memantulkan nilai-nilai eternal dan universal. Dalam tataran praksisnya, Islam sering memadukan dua titik ekstrimitas yang saling berlawanan: antara esoteris dan eksoteris; antara konstan dan elastis; antara pokok dan cabang; antara otoritas wahyu dan kapasitas akal-budi; dan seterusnya. Dengan pemaknaan seperti ini Islam diharapkan tampil dengan performanya yang inklusif, moderat dan kosmopolit menghadapi tuntutan perubahan tanpa harus bergeser dari titik orbitnya.

Dengan pemaknaan seperti ini Islam diharapkan tampil dengan performanya yang inklusif, moderat dan kosmopolit menghadapi tuntutan perubahan tanpa harus bergeser dari titik orbitnya.