Sebanyak 126 item atau buku ditemukan

Kewirausahaan Theopreneurship: Teori dan Kiat Menjadi Wirausaha

Berbicara tentang kewirausahaan, saat ini merupakan salah satu peran yang sangat penting bagi perekonomian negara. Hal ini dikarenakan semakin banyak wirausaha dalam suatu negara maka akan semakin meningkat ekonomi negara tersebut. Selain itu dengan adanya wirausaha, maka akan semakin mening- katkan kemandirian ekonomi bangsa. Buku ini memberikan wawasan teori serta kiat-kiat dalam menjadi wirausa- hawan. Materi yang dibahas di antaranya pengertian dan teori kewirausahaan, kesempatan berwirausaha, ide dan peluang usaha, bisnis sesuai bakat dan keahlian, business plan, analisis swot dan industri, unsur-unsur dalam business plan, merek, dan pemanfaatan teknologi internet dalam usaha. Dengan memahami ini, diharapkan kita dapat belajar sekaligus praktik menjadi wirausaha. Semoga apa yang disajikan dalam buku ini dapat menambah pengetahuan tentang kewirausahaan dan memotivasi khalayak untuk menjadi wirausahawan yang berpengetahuan dan andal. Materi yang dibahas dalam buku ini yaitu: Bab 1 Pengantar Kewirausahaan Bab 2 Kesempatan Berwirausaha Bab 3 Ide Bisnis dan Peluang Usaha Bab4 Menentukan Jenis Bisnis Sesuai dengan Bakat dan Keahlian Bab 5 Business Plan Bab 6 Analisis SWOT dan Analisis Industri dalam Perencanaan Usaha Bab 7 Marketing Plan Bab 8 Operational Plan Bab 9 Organization Plan Bab 10 Financial Plan Bab 11 Merek Bab 12 Pemanfaatan Teknologi Internet dalam Usaha

Berbicara tentang kewirausahaan, saat ini merupakan salah satu peran yang sangat penting bagi perekonomian negara.

Implikasi Qirâ’ât Mutawâtirah Terhadap Ayat-Ayat Ahkâm

Studi Komparasi Tafsir Al-Alûsî dan Ath-Thabarsî

Setelah dilakukan analisis dan penelitian terhadap kedua tafsir ini dengan mengambil beberapa contoh penafsiran ayat-ayat ahkâm, dapat disimpulkan bahwa keduanya menggunakan perbedaan qirâ’ât sebagai sarana untuk mengambil istimbath hukum dari ayat, walaupun terkadang keduanya tetap memegang mazhabnya, dan seolah perbedaan qirâ’ât tersebut sebagai legitimasi atas mazhabnya, namun tidak jarang mereka tetap sunjektif menggunakan qirâ’ât yang sesuai dengan dalil yang shahîh walaupun tidak sesuai dengan mazhabnya. Hal ini membuktikan bahwa ath-Thabarsî yang bermazhab Syi‘ah imâmiyah tidak selalu sepakat dengan pemahaman Syi‘ah teruama dalam masalah qirâ’ât Al-Qur’an. Kedua mufassir ini menggunakan qirâ’ât sebagai salah satu instrument penafsiran pada ayat yang memiliki perbedaan bacaan, apabila perbedaan tersebut mempengaruhi makna ayat, maka keduanya akan menggunakannya sebagai sarana penafsiran, namun jika tidak maka mereka hanya menyebutkan perbedaan dan tidak membahasnya. Perbedaan mazhab akan berdampak kepada perbedaan masalah lainnya, begitu juga dengan kedua mufassir yang menjadi objek penelitian pada buku ini, yaitu al-Alûsî yang bermazhab Sunnî dengan tafsirnya “Ruh al-Ma‘âni fî tafsîr Al-Qur’an al-‘Ahzîm wa as-Sab‘ al-Matsânî” dan ath-Thabarsî yang bermazhab Syi‘ah dengan tafsirnya “majma‘ al-Bayân fî Tafsîr Al-Qur’ân”. Diantara perbedaan kedua mazhab tersebut adalah tentang orisinalitas Al-Qur’an dan juga kedudukan qirâ’ât didalamnya, mazhab Sunnî sepakat akan keorisinalitas Al-Qur’an yang ada saat ini dan sebagai panduan yang sah, serta mengakui adanya perbedaan qirâ’at didalamnya, adapun Syi‘ah sebagian mereka meragukan orisinalitas Al-Qur’an serta menolak adanya perbedaan qirâ’ât didalamnya, adapun ath-Thabarsî dalam tafsirnya menunjukkan bahwa ia mengakui adanya perbedaan qirâ’ât ini dan bahkan dijadikan sebagai salah satu sarana dalam penafsirannya, hal ini sama dengan pemahaman al-Alûsî, keduanya juga sepakat bahwa perbedaan itu bersumber dari Rasulullah Saw, itu artinya keduanya memiliki kesamaan dalam masalah ini. Hal ini menarik untuk diteliti sejauh mana kedudukan serta implikasi qira’at terhadap kedua mufassir yang berbeda mazhab ini.

mempelajari beberapa cabang ilmu pengetahuan, fikih Syâfi'î dan Hanafî, mantiq, dan hadis.5 Selain itu ia juga berguru kepada ... Pada waktu itu juga, ia sudah rajin mengajar diberbagai lembaga pendidikan dan mengarang beberapa buku.

Metode Alternatif dalam Menafsirkan Ayat-ayat Beredaksi Mirip

Rekonstruksi atas Metode Penafsiran Nashruddin Baidan

Metode penafsiran ayat beredaksi mirip yang digagas Nashruddin Baidan dalam bukunya“Metode Penafsiran al-Qur’an: Kajian Kritis terhadap Ayat-ayat Beredaksi Mirip”, belum sepenuhnya berhasil mengungkapkan makna ayat beredaksi mirip secara utuh. Hal ini dikarenakan tujuan utamanya mengungkapkan maksud dan tujuan di balik perbedaan redaksi, sehingga kajiannya berhenti pada aspek perbedaan redaksi. Padahal ayat beredaksi mirip juga memiliki hubungan makna, yang salah satunya dapat diketahui dari persamaan redaksi dan tema ayat beredaksi mirip. Penelitian ini bersifat kepustakaan (Library Research), dengan obyek kajian metode penafsiran Nashruddin Baidan terhadap ayat beredaksi mirip. Bersumber pada data primer buku Nashruddin Baidan berjudul Metode Penafsiran al-Qur’an: Kajian Kritis terhadap Ayat-ayat Beredaksi Mirip dan data sekunder berupa karya lain Nashruddin Baidan. Data dikaji dengan metode deskriptif-analitik, dengan pendekatan content analysis dan interpretasi. Dalam menghimpun ayat-ayat beredaksi mirip penulis menggunakan beberapa kitab seperti: ‘Aun al-Rahmân fî Hifz al-Qur’ân karya Abî Dzar al-Qalmûnî, Sabîl al-Itqân fî Mutasyâbih al-Qur’ân karya Muhammad Nasr al-Dîn Muhammad ‘Audah dan Ensiklopedi al-Qur’an: Kumpulan Ayat-ayat Beredaksi Mirip karya M. Fathoni Dimyati. Adapun dalam menafsirkan ayat-ayat beredaksi mirip, penulis merujuk kitab-kitab tafsir, seperti: Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl karya al-Iskâfî, al-Burhân fî Taujîh Mutasyâbih al-Qur’ân karya al-Kirmânî, Tafsîr al-Manâr karya Rasyîd Ridâ, al-Tahrîr wa al-Tanwîr karya Ibnu ‘Âsyûr dan lain sebagainya. Buku ini menawarkan sebuah metode alternatif dalam menafsirkan ayat-ayat beredaksi mirip, yang diharapkan dapat mengungkapkan makna ayat beredaksi mirip secara utuh, yang terdiri dari lima langkah operasional dan beberapa pendekatan yang digunakan sebagai alat analisa. Langkah-langkah yang dimaksud adalah: mengidentifikasi dan menghimpun ayat beredaksi mirip, membanding-kan persamaan dan perbedaan redaksi ayat beredaksi mirip, mengungkapkan perbedaan makna antar ayat beredaksi mirip, mengungkapkan hubungan makna antar ayat beredaksi mirip dan kesimpulan. Adapun keilmuan yang digunakan sebagai alat analisa adalah: bahasa Arab (kosa kata al-Qur’an, nahwu, saraf dan balâghah), asbâb al-nuzûl, qirâ’ât, biografi Nabi Saw. dan munâsabah.

Ia memulai pendidikan dengan belajar mengaji al-Qur'an dan beberapa kitab kuning di bawah asuhan ibu dan ayahnya, ... Tafsir Hadis di IAIN (sekarang UIN) Walisongo Semarang tahun 2012 dengan skripsi Studi Analisis Penafsiran Ibnu 'Âsyûr ...