Sebanyak 444 item atau buku ditemukan

Media Komunikasi Politik

Buku ini didedikasikan sebagai telaah akademis terhadap fenomena media, baik di media arus utama (mainstream) maupun di media sosial dalam hubungannya dengan ragam aktivitas politik aktor perseorangan maupun lembaga. Kajian tentang hubungan media dan politik membentang panjang dalam sejarah Ilmu Komunikasi Politik. Mulai dari opini publik, propaganda, kampanye, publisitas politik, political public relations, dan lain-lain. Terdapat relasi kuasa politik yang sangat menarik ditelaah baik secara akademis maupun praktis di panggung politik media, baik yang terjadi di masa lalu, saat ini, maupun di masa mendatang. Media tidak semata menjadi saluran komunikasi politik. Di banyak peristiwa, media kerapkali tampil menjadi aktor politik yang memainkan peran signifikannya. Dalam konteks inilah, kajian tentang media komunikasi politik menjadi sangat penting. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. Penulis “Buku ini memberikan panduan ilmiah dan pedoman praktis bagi para calon pemimpin politik ketika mengaktualisasikan gagasan dan cita-citanya menghadapi masyarakat informasi yang sedang mengalami revolusi media sosial. Buku ini juga penting dibaca masyarakat luas agar dapat memahami bagaimana para pemimpin politik mengoperasikan simbol-simbol untuk memperkuat posisi politik mereka di hadapan publik.” Dr. Ahmad Basarah, Anggota DPR RI/Ketua Badan Sosialisasi MPR RI “Dalam buku terbarunya ini, Dr. Gun Gun Heryanto menyajikan analisis komprehensif tentang komunikasi politik dan detail isu-isu penting terkait. Pemaparan, gagasan dan artikulasi pemikirannya sangat sistematis, dikonstruksi, dan dikemas dalam ekspresi bahasa yang apik, lincah, dan bernas. Dari bab ke bab berikutnya, pembaca diajak secara kreatif-reflektif untuk berwacana dan berdiskusi tentang poin-poin pemikiran dan tema-tema aktual yang secara kritis disoroti oleh Dr. Gun Gun dalam buku ini. —Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A., Ph.D., Duta Besar RI untuk Negara Kuwait dan Bahrain 2002–2006 dan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Merawat demokrasi itu soal komitmen. Pelaku utama dalam proses komunikasi politik (politisi, masyarakat dan media) harus punya iktikad baik. Gun Gun Heryanto, dengan gaya khasnya, selalu membumikan bahasa berat politik dan menempatkannya ke ruang-ruang awam. Buku ini menjadi pengingat bagi politisi, masyarakat, dan media bahwa pertarungan sekeras apa pun tidak boleh menyisakan luka sosial. Peran sentral media di dalam proses komunikasi politik diingatkan penulis, agar sekuat mungkin terhindar dari bias kepentingan.” —Yogi Arif Nugraha, Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV “Politisi dan mereka yang ingin memanfaatkan media sebagai wahana konstruksi citra, wajib membaca buku ini. Sebagai akademisi, tulisan Gun Gun mengedepankan independensi tanpa tendensi, seperti yang ia pertontonkan di panggung-panggung talkshow. —Latief Siregar, Produser Senior RCTI “Di buku ini, Anda akan memahami cara mentransformasikan media sebagai saluran komunikasi politik. Sangat direkomendasikan bagi Anda yang ingin terjun di dunia politik atau yang berkecimpung di jagat komunikasi. Pemaparan yang bernas menjadi ciri khas Dr. Gun Gun Heryanto dalam setiap ulasannya.” —Ike Kesuma, Produser Senior iNews TV

Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. Penulis “Buku ini memberikan panduan ilmiah dan pedoman praktis bagi para calon pemimpin politik ketika mengaktualisasikan gagasan dan cita-citanya menghadapi masyarakat informasi yang sedang mengalami revolusi ...

MEDIA BARU DALAM KOMUNIKASI POLITIK (Komunikasi Politik I Dunia Virtual)

Media baru memberi kontribusi yang besar bagi demokrasi. Kontribusi tersebut berupa terbentuknya ruang publik yang universal, bisa diakses oleh siapa saja. Sehingga masyarakat tidak mengalami hambatan untuk menyuarakan aspirasinya. Di sisi lain, media baru mengubah komunikasi politik yang selama ini cenderung top-down, menjadi bottom up dan decentralized. Pemerintah makin membuka ruang bagi masyarakat lewat program e-government untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Perubahan ini pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Partisipasi politik merupakan modal bagi terwujudnya demokrasi yang substantif bagi suatu bangsa.

Media baru memberi kontribusi yang besar bagi demokrasi.

ANALISIS FRAMING Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media

Independen dan objektif, merupakan dua kata kunci yang menjadi kiblat dan klaim setiap jurnalis di seluruh dunia. Seorang jurnalis selalu menyatakan dirinya telah bertindak objektif, seimbang, dan tidak berpihak pada kepentingan apapun kecuali keprihatinan atas hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran. Meskipun sikap independen dan objektif menjadi kiblat setiap jurnalis, pada kenyataannya kita seringkali mendapatkan suguhan berita yang beraneka warna dari sebuah peristiwa yang sama. Berangkat dari sebuah peristiwa yang sama, media tertentu mewartakannya dengan cara menonjolkan sisi atau aspek tertentu, sedangkan media lainnya meminimalisir, memelintir, bahkan menutup sisi/aspek tersebut, dan sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa di balik jubah kebesaran independensi dan objektivitas, seorang jurnalis menyimpan paradoks, tragedi, dan bahkan ironi. Dengan membandingkan beberapa pemberitaan di media, sangat mungkin kita akan menemukan kesimpulan yang setara, bahwa media apapun tidak bisa lepas dari bias-bias, baik yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan agama. Tidak ada satu pun media yang memiliki sikap vi Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media independensi dan objektivitas yang absolut. Tanpa adanya kesadaran seperti ini, mungkin saja kita menjadi bingung, merasa terombang-ambing, dan dipermainkan oleh penyajian media. Analisis framing merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat mengungkap rahasia di balik semua perbedaan (bahkan pertentangan) media dalam mengungkapkan fakta. Analisis framing dalam buku ini dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian, realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas politik, bagaimana media membangun, menyuguhkan, memper- tahankan, dan mereproduksi suatu peristiwa kepada pembacanya. Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa me- ngendalikan siapa, siapa lawan siapa, mana kawan mana lawan, mana patron dan mana klien, siapa diuntungkan dan siapa dirugikan, siapa menindas dan siapa tertindas, dan seterusnya. Kesimpulan-kesimpulan seperti ini sangat mungkin diperoleh karena analisis framing merupakan suatu seni kreativitas yang memiliki kebebasan dalam menafsirkan realitas dengan meng- gunakan teori dan metodologi tertentu. Dalam konteks ini, kita bisa melihat bagaimana penulis buku ini mampu membangun peta teoretis-metodologis dan melakukan analisis atas berbagai kasus yang pernah dimuat berbagai surat kabar dan majalah di Tanah Air. Buku ini dapat kami katakan memiliki “kesejajaran” dengan karya Eriyanto yang telah kami terbitkan sebelumnya, yang berjudul Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (LKiS, April 2001). Kedua buku ini dapat menjadi teman dialog dan jembatan bagi pembaca untuk mendalami ilmu komunikasi, vii khususnya jurnalistik. Untuk bacaan yang lebih aplikatif tentang teks media, karya Agus Sudibyo berjudul Politik Media dan Pertarungan Wacana (LKiS, Agustus 2001) dapat pula memudah- kan pembaca dalam mendalami analisis ini. Kami menghaturkan terima kasih kepada Saudara Eriyanto yang mempercayakan penerbitan karya ini kepada kami. Demikian pula kepada Bapak Deddy Mulyana yang berkenan menularkan wawasannya dalam pengantar buku ini. Kami berharap buku ini dapat memberikan pencerahan kepada khalayak di tengah serbuan aneka macam media yang tak mungkin dapat dibendung lagi.

Tidak ada satu pun media yang memiliki sikap vi Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media independensi dan objektivitas yang absolut.

Kontestasi Politik dalam Ruang Media Perspektif Critical Discourse Analysis

Bagian awal buku ini memfokuskan pemaparan bagaimana analisis wacana kritis digunakan sebagai pisau analisis sekaligus alternatif perspektif. Selanjutnya, titik pembahasan dimulai dengan media massa dan relasi yang melingkupinya terutama pada kekuasaan politik. Kontestasi kekuasaan tersebut tecermin dalam ruang politik dan pemberitaan media massa. Dijelaskan pula perihal media massa dan representasi politik serta bagaimana praktik hegemoni politik dalam media massa. Selain itu, pembacaan mengenai posisi media massa dalam praktik discourse juga menjadi bagian dari pembahasan dan ulasan atau analisisnya. Pada bagian akhir, penulis mengajak pembaca untuk melihat pertarungan wacana dalam ruang media massa dan ruang politik, dengan fokus pada kasus mega-korupsi Bank Century; yang di dalamnya terdapat beragam kontestasi aktor-aktor politik hingga beragam sikap partai politik (parpol) yang bersinggungan dengannya. Sehingga buku ini dapat dijadikan sebagai referensi utama, tidak hanya bagi para mahasiswa atau akademisi, melainkan juga bagi para aktor politik, praktisi media massa dan komunikasi, serta penting pula untuk dipahami oleh masyarakat luas terutama yang tertarik pada telaah kritis mengenai kontestasi kekuasaan politik dalam ruang media massa. Melalui buku ini, wawasan dan cakrawala ilmu pengetahuan dalam kajian relasi media massa dan kekuasaan menjadi tercerahkan. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Bagian awal buku ini memfokuskan pemaparan bagaimana analisis wacana kritis digunakan sebagai pisau analisis sekaligus alternatif perspektif.

Komunikasi CSR Politik

Membangun Reputasi, Etika, dan Estetika PR Politik

Buku ini antara lain membincangkan: (1) Pertanggungjawaban sosial partai politik; (2) Membangun ruang identitas yang akan mengurai persoalan social branding, citra, dan reputasi, hubungan masyarakat, catatan biru CSR politik, melawan ahistoris politisi, dan lahirnya budaya pencitraan politik; (3) Public relations politik, yang akan membuka ruang kajian terkait people relations politik, fungsi public relations politik dan CSR, mengatur krisis public relations, serta pencarian solusi; (4) Sampul media politik, yang membahas publikasi dan ritual pencitraan; (5) Pengaruh politik media, membahas keterkaitan antara media dan politik; (6) CSR politik dalam balutan Political Social Responsibility (PSR); serta (7) Ranah integritas politik: mengulas perihal detail integritas politik. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Buku ini antara lain membincangkan: (1) Pertanggungjawaban sosial partai politik; (2) Membangun ruang identitas yang akan mengurai persoalan social branding, citra, dan reputasi, hubungan masyarakat, catatan biru CSR politik, melawan ...

KOMUNIKASI POLITIK : Demokrasi, Media Massa, dan Pemilihan Umum di Indonesia

Buku ini terdiri dari 5 (lima) Bab. Bab pertama membahas tentang definisi Komunikasi Politik secara umum. Ditambah peran dan fungsi dari komunikasi politik itu sendiri. Proses alur komunikasi politik dijalankan, peran partisipan, saluran (channel) yang dipakai, sampai bagaimana pengaruh yang diakibatkan dari alur proses komunikasi politik itu dijalankan. Bab kedua membahas tentang Demokrasi yang dijalankan dan ditetapkan di Negara Indonesia. Mahasiswa akan di perkaya akan bahasan apa itu demokrasi normatif dan empirik, peran dan fungsinya seperti apa, faktor pendorong dan penghambat berdemokrasi, serta format yang terbaik buat Negara Indonesia.

Buku ini terdiri dari 5 (lima) Bab.

Politik Ruang

Spasialitas dalam Konsumerisme, Media, dan Governmentalitas

Krisis yang tak kunjung jelas ujungnya, seperti Pandemi Covid-19, memaksa orang meninggalkan beragam ruang dan sekaligus menciptakan ruang-ruang baru dalam kehidupan sehari-harinya. Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang. Namun, ruang virtual yang ditopang oleh teknologi media digital seketika marak dan ramai dikunjungi. Apapun situasinya, ruang dan praktik keruangan memang terus bergerak dinamis dengan segala kelindan relasi, baik ekonomi, sosial, maupun politik. Buku ini merupakan upaya untuk menjelaskan bagaimana ruang didesain, dioperasikan, diregulasi, dipermainkan, dan sekaligus dikontestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan teori dan perspektif ruang yang sering digunakan dalam ranah Kajian Budaya dan Media, buku ini menyajikan beragam isu kontemporer tentang ruang dan praktik keruangan dalam bingkai konsumerisme, kapitalisme digital, dan politics of everyday life. Teori produksi ruang sosial dari Henri Lefebvre, Michel Foucault dengan ruang heterotopia, ruang publik dari Juergen Habermas, serta gagasan konsumsi ruang dan gaze dari John Urry tersaji dalam buku ini. Teori George Ritzer tentang McDonaldisasi, gagasan Stuart Hall tentang Encoding/Decoding, strategi dan taktik dari Michel de Certeau, serta psikoanalisis Freudian maupun Lacanian juga ikut memperkaya kajian tentang ruang konsumsi, ruang media dan ruang politik yang terangkum dalam buku ini.

Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang.

Konflik Politik Identitas

Pergumulan Politik, Agama dan Media Dari Pilkada DKI 2017 Hingga Pilpres 2019

Politik identitas mengalami ledakan dahsyat di Pilkada DKI tahun 2017. Prima causanya dipicu pernyataan dari Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 51. Yang kemudian menyulut reaksi berbagai kalangan yang juga bernuansa politik identitas. Sehingga menimbulkan konflik, friksi, polarisasi, provokasi, penolakan kampanye dan sebagainya. Pilkada serentak 2018 dan terutama Pilpres 2019, sebagai suatu isu, politik dientitas mengalami kemerosotan. Tetapi sebagai praktik dan strategi kampanye, justeru mengalami penguatan. Boleh dikatakan, hampir semua calon presiden dan tim kampanye menerapkan politik identitas. Luar biasanya, dinamika politik identitas tetap terkendali dan nyaris tanpa menimbulkan konflik tajam. Buku ini mencoba mendeskripsikan dan mengalanisis secara kritis konflik politik identitas di Pilkada DKI 2017, Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 dari perspektif peraturan perundangan Pemilu, politik, agama serta fenomena cengkraman oligarki yang menguasai media dan partai politik. Karenanya, buku ini layak dibaca oleh mereka yang tertarik dengan isu-isu demokrasi elektoral.

Buku ini mencoba mendeskripsikan dan mengalanisis secara kritis konflik politik identitas di Pilkada DKI 2017, Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 dari perspektif peraturan perundangan Pemilu, politik, agama serta fenomena cengkraman ...

Membangun Legacy

10P Untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik

Berdasarkan pengalamannya, ikut memenangkan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai presiden di tahun 2004, dan Partai Golkar juara kembali di tahun 2004, Denny JA, melobi Partai Golkar di tahun 2005. Maka politik pemilihan umum (pemilu) pun berubah. Untuk pertama kalinya, di tahun 2005 itu partai politik menandatangani kerja sama dengan lembaga survei dan konsultan politik, (Lingkaran Survei Indonesia/LSI Denny JA) menjaring 200 calon kepala daerah untuk menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung pertama di Indonesia. Selanjutnya, tradisi partai politik menggunakan lembaga survei dominan hingga hari ini. Di tahun 2020, 17 tahun sudah Denny JA menjadi praktisi konsultan politik dan lembaga survei. Ia tak hanya mendapat penghargaan TIME MAGAZINE, dan memecahkan rekor dunia World Guinness Book of Record, dan penghargaan dari Twitter Inc. Denny JA juga sudah ikut memenangkan seluruh pemilu presiden langsung (4 kali berturut-turut), 33 gubernur dan 95 bupati/walikota. Denny JA dan LSI juga menorehkan semua rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk quick count paling akurat, paling cepat, prediksi banyaknya survei paling akurat yang diiklankan sebelum pemilu/pilkada, juga rekor banyaknya berita headline koran nasional halaman satu. Kini telah datang era itu. Denny JA merenungkan kiprahnya selaku ‘The Founding Father’ konsultan politik Indonesia. Ia pun menyumbangkan teori baru dalam marketing politik, yang dirumuskan dalam 10P. Menurut Denny JA, seorang pemimpin tak cukup hanya menang pemilu, dan menjadi pejabat. Ia harus pula membuat legacy, menyumbangkan “batu bata” bagi dinding pertumbuhan masyarakatnya.

Denny JA juga sudah ikut memenangkan seluruh pemilu presiden langsung (4 kali berturut-turut), 33 gubernur dan 95 bupati/walikota.

Politik yang Mencari Bentuk

Kolom di Majalah Catra

Tulisan-tulisan Denny J.A, terutama di bagian pertama dan keempat buku ini merupakan sumbangan dan respons atas gairah politik pada periode akhir kekuasaan Soeharto itu. Melalui aneka peristiwa dan isu politik, baik yang terjadi di Tanah Air maupun di negeri lain, penulis mencoba menawarkan sejumlah proposal visi ke arah perubahan dan inovasi politik. Banyak pemikiran, ide, dan usulan yang dikandung dalam tulisan-tulisan ini kemudian, di era reformasi, menjadi bagian dari praktek politik. Di tahun 1996 misalnya, penulis, merujuk pada pengalaman Pemilu 1996 di AS, sudah mengingatkan tentang perlunya mengatur sumbangan uang untuk partai politik. Di tahun yang sama, penulis juga sudah mengusulkan perlunya politik Indonesia mengadopsi debat publik sebagai salah satu mekanisme untuk memperkuat kualitas proses politik, terutama dalam konteks pemilihan presiden. Pada pemilu 2004, praktek ini sudah menjadi paket dari proses Pemilu Presiden. Fakta-fakta ini sekadar ilustrasi tentang visi perubahan yang dimiliki penulis.

Tulisan-tulisan Denny J.A, terutama di bagian pertama dan keempat buku ini merupakan sumbangan dan respons atas gairah politik pada periode akhir kekuasaan Soeharto itu.